Mengintip Gaji Karyawan di Tambang Emas Newmont

Mengintip Gaji Karyawan di Tambang Emas Newmont

Indah Mutiara Kami - detikFinance
Sabtu, 22 Nov 2014 09:39 WIB
Sumbawa Barat -

PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT), perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS), kini hanya memiliki karyawan asing 1% dari total karyawan. Berapa gaji yang diperoleh oleh para karyawan asing ini?

Principal Advisor HR PT NNT Antonius Sudarisman mengatakan, gaji para ekspatriat ini mengikuti standar global di setiap negara. Ia tidak menyebutkan secara gamblang angka gaji mereka di Newmont, namun hanya sebatas standar di salah satu negara.

"Standar di Australia untuk setingkat manajer adalah US$180 ribu per tahun. Kalau ke negara yang standarnya lebih rendah, angka itu tidak dikurangi," ucap Anton saat berbincang dengan awak media di kantornya, Sumbawa Barat, NTB, Sabtu (22/11/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini PT NNT hanya mempekerjakan sekitar 30 orang karyawan asing atau kurang dari 1% dari total karyawan. Anton menuturkan, posisi para ekspatriat itu lebih ditujukan sebagai advisor.

"Mayoritas sebagai advisor. Kita menekankan bahwa harus ada transfer knowledge dengan karyawan kita yang orang lokal," ucapnya.

Sementara itu, gaji seorang engineer fresh graduate di tambang emas ini, minimal Rp 10 juta/bulan, dan gaji seorang sopir atau operator truk adalah Rp 5-6 juta sebulan.

PT NNT sempat berhenti beroperasi akibat larangan ekspor dari pemerintah sehingga ada 80% karyawan yang dirumahkan. Saat itu, PT NNT menjanjikan bahwa semua karyawan yang standby akan dipanggil kembali ke tambang.

"Kita minta mereka standby di rumah dengan dibayar basic salary, Jamsostek, asuransi pendidikan. Yang tidak ada adalah overtime yang nilainya sekitar 70% dari basic salary," ujar Anton.

Karyawan di semua tingkatan mengalami pemotongan gaji. Tak terkecuali juga para ekspatriat hingga Presiden Direktur.

"Semua juga, bule-bule (karyawan asing) juga, hingga Pak Martiono (Presiden Direktur PT NNT) dipotong 50 persen. Ini untuk menunjukkan fairness (keadilan), semua dipotong," ucap Anton.

Saat ini, semua karyawan yang tadinya dirumahkan sudah bekerja kembali dan kondisi sudah normal. Awalnya, PT NNT sempat memprediksi bahwa akan ada banyak karyawan yang enggan kembali karena sudah mendapat pekerjaan lain. Namun kekhawatiran itu tidak terjadi.

"Kita prediksi 50-100 karyawan yang hengkang. Ternyata cuma 1 dari 3000 yang sudah kerja di tempat lain ketika kita panggil kembali ke tambang," ungkap Anton.

(imk/dnl)