Saat menghadapi ujian, pelajaran yang sudah dipelajari biasanya akan terngiang-ngiang di dalam pikiran. Hal ini terjadi karena pada malam hari otak kita sibuk memproses dan menggabungkan ingatan-ingatan yang masuk sebelumnya.
Hal ini pernah terjadi pada seorang anak lelaki yang sedang belajar bahasa Inggris. Ketika sedang diberikan pelajaran, ia tak sengaja tertidur. Namun ternyata, ia dapat menghapal pelajaran yang baru saja ia dengar saat sedang tertidur.
Namun faktanya tidur memang dapat membantu menyatukan apa yang kita pelajari, serta memberikan kita fleksibilitas untuk mengaplikasikan kemampuan pada situasi yang baru. Meskipun Anda tidak dapat menyerap materi baru, Anda justru dapat memperkuat fakta atau keterampilan yang dipelajari sepanjang hari.
Tidur membantu menstabilkan memori dan menggabungkannya ke dalam jaringan dari memori jangka panjang," imbuh Susanne Diekelmann seperti dikutip dari BBC, Kamis (24/7/2014).
Di abad 19, Marquis d'Hervey de Saint-Denys meneliti hal yang sama. Menurutnya ada tiga faktor yang dapat memengaruhi kerja otak saat sedang tidur. Pertama adalah bau, rasa, dan suara yang sesuai. Menurutnya, dengan ketiga faktor ini dapat memicu otak untuk memunculkan kembali memori yang sama seperti ketika ia belum tidur.
Secara ilmiah Diekelmann menjelaskan bahwa ketika tidur, bau yang kita hirup akan diproses dalam otak. Setelah itu, otak akan meningkatkan penggabungan memori yang mengakibatkan seseorang akan ingat setelah bangun. Begitu juga dengan suara.
Menurutnya, suara yang pelan dapat membantu seseorang untuk mengingat kembali apa yang ia dapat ketika tidur. Meski begitu, cara-cara ini tentunya masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
(ajg/up)