Seniman Aceh Gayo Meriahkan Pembukaan Pameran Ekraf BBLS

MATARAM—Memasuki hari keempat penyelenggaraan Bulan Budaya Lombok Sumbawa (BBLS) 2016, Senin kemarin (22/8), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB, menggelar Pameran Ekonomi Kreatif (Ekraf) BBLS yang berlangsung di Lapangan Sangkareang, Kota Mataram. Pembukaan kegiatan selain dihadiri Ketua BKOW NTB, Hj. Syamsiah Muhammad Amin, dan Kepala Disbudpar NTB, HL Moh. Faozal, juga hadir dari pihak Kementerian Pariwisata RI, dalam hal ini Direktur Deputi Pemasaran Luar Negeri Kemenpar, Elisabeth Hutagaol.  

Menariknya, kegiatan selama tiga hari (22 – 24 Agustus) yang diikuti oleh 40 pelaku industri ekonomi kreatif NTB tersebut. Pembukaan acara selain menampilkan aneka pagelaran seni khas Lombok, seperti Tari Kembang Sembah dari Lombok Utara, ternyata juga dimeriahkan oleh penampilan para seniman dari Provinsi Daerah Istimewa (DI) Aceh, Gayo Cofee Blues, sebuah komunitas seniman dari kawasan Dataran Tinggi Gayo, tepatnya Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah.

“Awalnya kedatangan kami ke Lombok ini adalah untuk mengikuti Jazz World Music Festival yang berlangsung di Pantai Senggigi. Kebetulan pada saat yang sama ada kegiatan BBLS 2016 di NTB, maka kami juga ingin ikut memeriahkan dengan membawakan berbagai kesenian dari Aceh, agar masyarakat di Lombok juga mengetahui kekayaan seni dan budaya kami (Aceh),” kata Muhammad Agus Pramudya, Ketua Rombongan Gayo Cofee Blues, kepada Wartawan usai perform di Lapangan Sangkareang.

Baca Juga :  21 Kelompok Ikuti Festival Rudat BBLS 2016

Pada pembukaan Pameran Ekraf BBLS sambungnya, Gayo Cofee Blues membawakan kesenian Didong Gayo, salah satu kesenian masyarakat Gayo yang masih bertahan hingga jaman modern sekarang. “Didong Gayo ini merupakan perpaduan antara seni tari dan seni suara, dengan unsur sastra berupa syair-syair sebagai kekuatan utamanya. Bagi masyarakat Gayo, kesenian Didong Gayo ini sekaligus digunakan sebagai media syiar Islam (dakwah),” jelas Agus Pramudya.

Sementara Kepala Disbudpar NTB, HL Moh. Faozal, dalam sambutan menyampaikan apresiasi, sekaligus ucapan terima kasih atas keterlibatan para seniman Aceh untuk memeriahkan perhelatan BBLS 2016. “Atas nama Pemda NTB dan masyarakat Lombok maupun Sumbawa, kami menyampaikan ucapan selamat datang rekan-rekan seniman dari Aceh ke Lombok, dan terima kasih karena telah ikut meramaikan kegiatan BBLS 2016,” ucapnya.

Menurutnya, pembukaan Pameran BBLS 2016 ini merupakan upaya Pemda NTB dalam membangkitkan dan mempromosikan berbagai produk-produk lokal, agar dikenal masyarakat, sekaligus para wisatawan. “Dengan produk lokal yang dikemas menarik, dan tentu saja selalu mengutamakan kualitas, maka akan menjadi barang kenangan indah yang dibawa pulang para wisatawan yang berkunjung ke Lombok atau Sumbawa,” ujar Faozal.

Senada, Ketua Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) NTB, Hj. Syamsiah Muhammad Amin, dalam sambutan sekaligus membuka secara resmi Pameran Ekraf BBLS menyatakan, pameran atau upaya-upaya promosi yang tujuannya adalah untuk mengenalkan aneka produk lokal NTB yang biasanya diproduksi oleh UMKM, secara tidak langsung akan membantu program Pemda dalam membangkitkan perekonomian daerah.

Baca Juga :  BBLS 2016 Diwarnai Pameran Seni Instalasi dan Seni Rupa

 

PEMBUKAAN PAMERAN: Ketua BKOW NTB, Hj Syamsiah Muhammad Amin, didampingi Kepala Disbudpar NTB, menggunting pita sebagai tanda dimulainya Pameran Ekraf BBLS di Lapangan Sangkareang yang berlangsung selama tiga hari (22-24 Agustus 2016).

 

“Apalagi Provinsi NTB kini sedang giat mempromosikan sektor kepariwisataannya. Dimana kerajinan lokal menjadi satu bagian tak terpisahkan dari pengembangan pariwisata. Maka mau tidak mau produk-produk lokal yang khas seperti kerajinan perhiasan mutiara, kain tenun, cukli, ketak, rotan, bambu, dan lainnya, juga harus ikut dikenalkan kepada para wisatawan. Salah satunya, yakni intens menggelar atau mengikuti pameran-pameran, baik di dalam daerah maupun diluar daerah,” saran isteri Wagub NTB ini.

“Sama seperti yang disampaikan Kepala Disbudpar NTB, para wisatawan yang berkunjung ke Lombok atau Sumbawa, tidak melulu hanya ingin melihat keindahan alam atau menikmati suguhan seni dan budaya saja. Tetapi ketika mereka pulang nanti juga ingin membawa kenang-kenangan dari daerah yang dikunjungi. Apa itu, tentu saja barang-barang kerajinan inilah yang dicari,” pungkas Syamsiah. (gt/radar lombok)

Komentar Anda