"Perkiraan awal, dengan kenaikan (harga) Rp 2.000, perkiraan tambahan inflasi 2014 ada di kisaran 2 persen. Kalau baseline (inflasi dalam asumsi makro APBN) 5,3 persen, (akan naik) jadi 7,3 persen untuk (akhir) 2014," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Kamis malam.
Bambang memperkirakan dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi ini sudah akan teredam dalam waktu dua bulan. Namun, dia memastikan kenaikan harga pun akan sangat membantu mengatasi defisit neraca berjalan.
Bila dalam asumsi makro APBN 2015 disebutkan target defisit neraca berjalan di kisaran 2,2 persen, kenaikan harga BBM bersubsidi ini diperkirakan bisa menekan target itu. "Jadi turun di bawah 2,2, persen," ujar Bambang sembari menyebutkan kenaikan harga akan menghemat subsidi sebesar Rp 100 triliun.
Beberapa saat sebelumnya, Presiden mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Premium, dari harga sebelumnya Rp 6.500 per liter, naik menjadi Rp 8.500 per liter. Adapun solar, dari semula Rp 5.500 per liter, naik menjadi Rp 7.500 per liter. Kenaikan harga ini berlaku mulai Selasa (18/11/2014) pukul 00.00 WIB.Jokowi juga mengumumkan, tiga "kartu sakti", yang lebih dulu diluncurkan, merupakan "kompensasi" bagi kenaikan harga BBM yang dia sebut sebagai pengalihan subsidi ke sektor produktif ini. Tiga kartu itu adalah Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Indonesia Pintar. (Baca: Ini "Kompensasi" Kenaikan Harga BBM Menurut Jokowi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.