FYI.

This story is over 5 years old.

Misi Luar Angkasa

Cerita Soal Satu-Satunya Robot yang Pernah Ditemui Manusia di Luar Angkasa

Robot untuk misi antariksa biasanya terbuang selama-lamanya. Surveyor 3, di permukaan bulan, tak mengalami nasib buruk terlupakan dan kesepian seperti kawan-kawannya.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard. 

Mulai dari Hyugen Titan lander hingga wahana luar angkasa yang dikirim Rusia ke Venus, robot yang dikirim manusia luar angkasa punya nasib yang buruk: ditinggal sendirian di "rumah" baru mereka, tak akan pernah bersemuka dengan manusia lagi. Nasib nelangsa para robot ini bahkan jadi inspirasi bagi komik online xkcd tentang Mars rover bernama Spirit yang kesepian.

Iklan

Namun, ada satu wahana luar angkasa yang selamat dari takdir yang menyesakkan ini. Surveyor 3, sebuah wahana NASA yang mendarat di bulan 20 April 1976—tepat 50 tahun lalu—kembali bertemu manusia. Wahana ini ketiban nasib baik ketika bertemu dua orang astronot Apollo 12, Pete Conrad dan Alan Bean, yang sedang berjalan di atas permukaan bulan 20 November 1969.

Alan Bean memeriksa batuan di bulan yang dikumpulkan Surveyor 3. Sumber gambar: NASA/Pete Conrad

Lalu, bagaimana ceritanya Surveyor 3 mendapat kehormatan menjadi satu-satunya wahana luar angkasa yang kembali ditemui manusia? Tak ada alasan lain kecuali wahana itu sedang beruntung saja. Surveyor 3 terdampar di Oceanus Procellarum (yang berarti samudra badai dalam bahasa Indonesia), sebuah mare luas yang terdapat di sisi barat bagian bulan yang menghadap Bumi. Mare ini diduga terbentuk akibat tabrakan kolosal yang terjadi saat bulan masih sangat muda. (meski ada teori saingan yang sama kondangnya.)

Di sisi lain, Oceanus Procellarum yang kaya dengan batuan basalt, yang berasal dari lava cair kuno yang mengering, menjadi tujuan populer selama masa balapan luar angkasa antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Ketika Surveyer mendarat di sana, Oceanus Procellarum sudah menjadi rumah bagi pendahulunya seperti Surveyor 1, dan tiga Soviet Luna landers (5, 9, and 13), serta NASA Ranger 7 impactor.

Sebagai penghargaan terhadap usaha-usaha penjelajahan angkasa, International Astronomical Union secara resmi memberi nama daerah tempat Apollo 12 mendarat sebagai Mare Cognitum, atau "Laut Yang Kini Telah Diketahui," meski Conrad memilih menyebutnya sebagai. "Tempat Parkir Pete."

Iklan

Selain memiliki material geologis yang menarik, Oceanus Procellarum dipilih sebagai tempat pendaratan karena Apollo 12 juga mengemban tugas untuk melakukan pendaratan yang presisi. Surveyo 3, imbasnya, jadi titik tuju paling ideal karena wahana ini dilengkapi dengan berbagai piranti mahal pada masanya seperti kamera televisi yang bisa digerakan dengan remote, yang ingin dibawa pulang ke Bumi oleh NASA.

Sekitar dua tahun setengah setelah Surveyor 3 mendarat, Conrad dan Bean berhasil mendarat 180m dari lokasi Surveyor 3. Saking dekatnya mereka mendarat, Surveyor 3 sampai dihujani pasir saat intrepid, modul pendaratan bulan Apollo 12, memulai proses pendaratan. Bean dan Conrad akhirnya bersemuka dengan Surveyor 3 dalam moonwalking kedua mereka. Keduanya lantas memfoto Surveyor dan mengambil beberapa bagiannya.

Video rekaman astronot mendatang lagi Surveyor 3. Sumber Video: VideoFromSpace/NASA/YouTube

"Hey, kami menemukan surveyor lucu berwarna coklat, Houston," ujar Bean selepas mendarat seperti yang terekam dalam Jurnal penerbangan NASA. Bean juga menyebut tentang debu yang menutupi wahana luar angkasa itu. "Kacanya masih ada di atas. Tak tak rusak sedikit pun."

Kegembiraan para astronot saat menemukan Surveyor 3 begitu kentara dalam transkrip EVA (kegiatan di luar modul pendaratan) mereka. Perspektif Surveyor 3 terhadap Bulan sudah sangat diakrabi oleh kedua astronot dari 6.135 gambar yang diambil wahana itu selama hidupnya yang pendek (Surveyor 3 tak mampu bertahan dari dinginnya malam pertama di Bulan dan kontak yang terakhir dengan terjadi pada bulan Mei 1967.)

Iklan

Ada beberapa pemandangan baru di sekitar Surveyor 3, seperti erosi pada parit yang digali wahana dengan sekop pencari sampel tanah.

"Okay. Sekarang, kami jalan pelan-pelan," ujar Bean, sembari mendekati robot yang sudah mati itu. "Hei kamu bisa lihat kan…lihat sebelah sana, robot ini menggali di sana…kalian masih bisa melihatnya..ya sampun ini bakal jadi foto yang indah karena paritnya sudah mulai kena erosi..beda sekali dengan foto yang pernah kami lihat sebelumnya. Ini bakal jadi foto yang indah. "

Kedua Astronot juga terlihat gembira berhasil mengambil sekop dari Surveyor 3.

Transkrip percakapan para astronot misi Apollo 12. Sumber: NASA

Akibat waktu yang dialokasikan untuk kegiatan di luar modul pendaratan terbatas, Bean dan Conrad harus meninggalkan Surveyor 3 guna melakukan tugas lainnya. Sebuah perpisahan yang menyesakkan. Setelah, peralatan pentingnya dipreteli, Surveyor 3 sekali lagi ditinggalkan lagi. duh.

Jika nanti manusia kembali mengunjungi Bulan atau akhirnya berhasil mendarat di Mars, pertemuan dengan para robot pionir makin sering terjadi. Alhasil, beberapa ilmuwan mengusulkan bahwa tempat penderatan para pionir ini sebaiknya tidak disentuh untuk mencegah kurasakan data dan kontaminasi.

Inilah yang terjadi pada Surveyor 3. Kamera wahana itu yang dibawa pulang oleh para astronot sempat memicu skandal karena mengandung bakteri di permukaannya. Penemuan ini memberikan indikasi bahwa ada kehidupan asing di Bulan, setidaknya dalam kurun dua tahun sebelumnya. Temuan ini kemudian dianulir. Bakteri yang ditemukan ternyata berasal praktek kamar besih yang buruk setelah instrumen itu kembali ke Bumi. Sejak saat itu, protokol laboratorium di NASA diperketat.

Mengingat kekhawatiran yang diungkapkan oleh para ilmuwan di atas, sepertinya Surveyor 3 bakal jadi satu-satunya wahana luar angkasa yang kembali dikunjungi manusia di planet lain. Sementara wahana lainnya harus puas dengan nasib jelek mereka: terkubur dan terlupakan selama jutaan tahun lamanya.