Akses Internet Pesat, Industri Pornografi Anak Ancam Asia Tenggara

Kamis, 19 Oktober 2017 | 11:52 WIB
UW
UW
Penulis: Unggul Wirawan | Editor: WIR
Ilustrasi pornografi di internet
Ilustrasi pornografi di internet (Istimewa)

Canberra -Industri pornografi anak semakin menyebar di kawasan Asia Tenggara, seiring tumbuhnya akses internet. Para ahli memperingatkan penyebaran penggunaan internet semakin memicu eksploitasi anak.

Seperti dikutip RT, Rabu (18/10), Jon Rouse dari Taskforce Argos, satuan polisi Australia yang menargetkan jaringan pelecehan anak secara daring, masalah pornografi anak akan semakin besar. Anak-anak dipaksa untuk menciptakan materi itu sendiri.

Rouse mengatakan penyelidikan selama seminggu terakhir di Bangkok, mengungkapkan, lebih dari 3.600 alamat internet individu telah diidentifikasi sebagai penyebar materi eksploitasi anak.

Menurut studi baru-baru ini, ketersediaan internet di seluruh Asia Tenggara saat ini berada pada kisaran sekitar 50%. Namun, di Filipina dan Thailand, negara-tempat pelecehan seksual menjadi masalah yang serius, tingkat ketersediaan internet masing-masing negara itu mencapai 58% dan 67%.

"Masalah besar yang kita lihat saat ini adalah proliferasi bahan yang diproduksi sendiri oleh anak-anak. Itu hanya mematikan kita, "katanya, saat mendiskusikan perilaku anak-anak yang gemar menayangkan konten seks pada penjahat seks atau teman.

"Materi itu kemudian digunakan oleh penjahat seks untuk memeras mereka," katanya.

Komentar Rouse diperkuat oleh satu laporan yang baru dirilis dari Plan International Philippines berjudul "Children and Sex Trade in the Digital Age".

Seperti dikutip PhilStar, berbicara pada peluncuran laporan pada Selasa, direktur organisasi bantuan tersebut, Dennis O'Brien, mengatakan akses terhadap internet dan teknologi membuat anak-anak lebih rentan terhadap eksploitasi dan pelecehan.

"Eksploitasi seksual komersial dan daring terhadap anak-anak telah menjadi wabah sosial di Filipina. Kami memiliki akses Internet yang mudah dan murah," kata

O'Brien menyalahkan kemiskinan sebagai pendorong utama anak memasuki industri seks. Dikatakan, bagaimanapun, kemampuan berbahasa Inggris juga ikut berkontribusi terhadap masalah ini.

"Bahasa Inggris banyak digunakan di Filipina sehingga anak-anak dapat memenuhi tuntutan seluruh dunia. Stigma dan ketakutan yang terkait dengan eksploitasi seksual juga ada. Faktor-faktor ini datang bersamaan untuk menciptakan badai masalah yang sempurna,"katanya.



Simak berita dan artikel lainnya di Google News

Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp

Bagikan

BERITA TERKAIT

Kapolri Benarkan Pilot Susi Air Kapten Philips Disandera KKB Papua

Kapolri Benarkan Pilot Susi Air Kapten Philips Disandera KKB Papua

NEWS
Kapolri: Pilot dan Penumpang Susi Air yang Diamankan KBB Papua Sedang Dicari

Kapolri: Pilot dan Penumpang Susi Air yang Diamankan KBB Papua Sedang Dicari

NEWS
Gempa Turki, 104 WNI Tak Punya Tempat Tinggal Layak dan Segera Dievakusi ke Ankara

Gempa Turki, 104 WNI Tak Punya Tempat Tinggal Layak dan Segera Dievakusi ke Ankara

NEWS
Dubes RI: Gempa Turki, Ibu dan 2 Anak dari Indonesia Hilang Kontak

Dubes RI: Gempa Turki, Ibu dan 2 Anak dari Indonesia Hilang Kontak

NEWS
Erick Thohir Jelaskan ke Jokowi Simbol Baju Banser yang Dipakainya Saat Puncak 1 Abad NU

Erick Thohir Jelaskan ke Jokowi Simbol Baju Banser yang Dipakainya Saat Puncak 1 Abad NU

NEWS
Video Membeludaknya Warga Nahdliyin di Puncak 1 Abad NU

Video Membeludaknya Warga Nahdliyin di Puncak 1 Abad NU

NEWS

BERITA LAINNYA

Loading..
ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon

B-FILES


Mudik Lebaran 2024: Fenomena Migrasi, Kesiapan Infrastruktur, dan Perputaran Uang

Opini Text

Anak Blasteran

Anak Blasteran

Paschasius HOSTI Prasetyadji