Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

ABN dan Kebencian

20 Juli 2017   19:29 Diperbarui: 20 Juli 2017   20:30 1355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Mediaindonesia

PARA penderita penyakit jiwa di Indonesia belakangan ini tampaknya semakin bertambah seiring dengan prestasi yang diraih pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Mereka memanfaatkan media sosial (medsos) untuk bereforia menebarkan ujaran kebencian tanpa logika.

Orang waras tentu menganggap para penderita penyakit  jiwa itu sebagai sebuah hiburan, karena ulah mereka di medsos membuat banyak orang tertawa ngakak.

Ya, orang-orang sakit itu berbicara, menulis dan membuat meme di medsos tanpa logika. Mengolok-olok dan membully tanpa (maaf) otak. Mereka asal njeplak. Niatnya menjatuhkan tapi tanpa mereka sadari -- maklum kewarasannya terganggu --, mereka justru malah membuat pihak yang mereka bully dan benci semakin melambung.

Inilah gejala masyarakat yang tengah sakit jiwa. Apa pun yang dilakukan Jokowi pasti salah. Apa pun yang dilakukan para pecinta NKRI pasti dianggap membenci atau menyudutkan sebuah agama dan karenanya layak dimusuhi.

Karena asyik mengikuti perkembangan pro-kontra Perppu No 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas), saya hampir sama sekali tidak menyimak bahwa pada Minggu 16 Juli lalu, Presiden Jokowi meresmikan Akademi Bela Negara (ABN) yang diprakarsai Partai NasDem.

Presiden memberikan apresiasi kepada NasDem yang peduli kepada keutuhan bangsa dan negara. Jokowi mengharapkan  agar inisiatif Partai NasDem mendirikan ABN diikuti semua pihak, terutama partai-partai politik.  "Inisiatif NasDem mendirikan ABN bisa diikuti partai lain, organisasi-organisasi lain, institusi lain, siapa pun dalam bangsa yang peduli pada kelangsungan hidup bangsa," tegas Jokowi.

Presiden ke-7 Indonesia itu berharap mahasiswa ABN bersama seluruh masyarakat Indonesia bisa menjaga Pancasila, UUD 1945, NRKI, dan kebinekaan. Bangsa ini, kata dia, harus diisi kader bangsa berjiwa mulia, memiliki etos kerja, dan disiplin nasional yang baik.

Inisiatif mulia Partai NasDem yang dipuji Jokowi itu tentu membuat pihak-pihak yang sedang mengalami gangguan kejiwaan kumat dan mengimbas ke NasDem.  Ahoker pun dibawa-bawa.

Beberapa hari lalu tersebar meme yang di dalamnya ada meme bergambar sekelompok orang berseragam Polri di atasnya tertulis Forum Bhayangkara Indonesia (FBI) dan berseragam TNI (berwarna hijau) yang di atasnya tertulis Akademi Bela Negara Nasdem.

Kalimat yang ada di meme tertulis: "Perilaku Ahoker. Dulu seragam Polri sekarang seragam TNI. Apa mereka mau buat negara dalam negara??? Apa mereka sedang siapkan polisi dan tentara tandingan?"

Kalimat itu tentu membuat ngakak orang waras, sebab si pembuat meme jelas-jelas sengaja ingin mengadu domba antara Partai NasDem dan TNI. Usut punya usut para manula (wajah mereka unyu-unyu) yang mengenakan seragam TNI adalah anggota PKRI (Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia), organisasi ilegal. Sepertinya sang penggagas terobsesi dengan organisasi Legiun Veteran RI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun