Masa Orientasi Peserta Didik Baru

Minggu depan di sekolah kami sudah dimulai masa orientasi atau masa pengenalan lingkungan kepada para peserta didik baru, bakal muncul macam-macam pernak-pernik dengan berbagai alasan seru-seruan tetapi lebih cocok ke arah balas dendam dan perudungan (bullying). Masihkah kebiasaan ini dipertahankan, di mana semua peserta didik baru seperti “diplonco” dengan berbagai kostum yang tidak wajar dan tidak alami.

Ke mana saja para pembina kesiswaan atau yang mengatur kegiatan ini? Apakah mereka menutup mata dengan sengaja, tidak sengaja atau menghindar tanpa alasan yang jelas dan sesuai? Seru-seruan itu adalah adu debat, adu argumen, menyebarkan kebaikan kepada peserta didik baru, memberikan kebahagian dan kenikmatan bahwa bersekolah itu penting dan menyenangkan, bukan sebagai tempat ajang balas-membalas karena tahun yang lalu para “senior” ini yang menikmati kostum dan mengenakannya, kini saatnya adik-adik baru merasakan hal yang sama bahkan jika boleh lebih “memalukan”?

Bukan demikian maksud kegiatan orientasi? Apalagi sekolah sipil bukan bertindak militan yang menghalalkan kekerasan dengan alasan menjadi berani, bukan menciptakan orang-orang militan yang kehilangan akal sehat dan harga diri untuk menjadi manusia paripurna dan seutuhnya.

Masa orientasi bagi para peserta didik baru adalah ajang sambutan dengan hangat dan gembira, menyambut mereka sebagai warga baru sekolah dan mengantarkan mereka menuju kelas tempat mereka mengembangkan kemampuan dan menerima pengetahuan baru di jenjang yang lebih tinggi.

Menteri Pendidikan Nasional, Anies Baswedan, telah mengeluarkan peraturan menteri mengenai penumbuhan budi pekerti di awal tahun pelajaran 2015/2016 ini, bisa dibaca pada alamat berita kementerian pendidikan dan kebudayaan. 

Orang tua tidak hanya menitipkan para putra-putrinya kepada guru di sekolah tetapi juga masuk ke dalam kelas, berkomunikasi yang intensif dengan guru di sekolah untuk memantau perkembangan anak-anaknya. Orang tua mendapat porsi penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan putra-putrinya sejak awal masuk sekolah.

Kebiasaan lain yang perlu ditumbuhkan adalah menyanyi lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu-lagu wajib nasional yang tidak semua bisa dikenal bahkan dinyanyikan dengan fasih oleh para peserta didik. Kebiasaan baik ini kembali menjadi tugas bersama para guru di sekolah setiap hari senin dan hari-hari besar Nasional.

Semoga Masa Orientasi baru ini membuka cakrawala baru dan membuat para peserta didik baru betah dan merasakan masa menyenangkan bersekolah di tahun ini dan nanti.

1 comments

  1. Iya memang ospek cara lama menjadi kebiasaan yg “aneh” cenderung merendahkan martabat peserta didik.. . Bahkan SD sekarang menggunakan cara ini… seperti kemarin saat-saat silaturahmi ke ciamis.. dijalan nampak anak² SD dengan tas gendong dari kardus dilapisi kertas koran dan beberapa asesoris lainnya ..

    Disukai oleh 1 orang

Komentar ditutup.