Pemilik Kehidupan Bumi Alam Semesta Yang Sejati

Bapak Allah
Gusti Pemilik Bumi Alam Semesta Raya Yang Sejati

Beribu tahun manusia mencari Wujud Jatidiri Tuhan Sang Pemilik, Pencipta dan Penguasa Kehidupan Bumi alam Semesta Raya ini melalui berbagai perenungan, berbagai prosesi ritual, olah meditasi, olah tapa brata, olah (rasa, rasio & raga),  olah pernapasan dan berbagai cara lainnya yang dilakukan manusia untuk mendapatkan pencerahan tentang hakekat ketuhanan yang maha misteri.

Dari perjalanan spiritual yang beraneka ragam ini, sejarah telah mencatat sejumlah nama besar sebagai para nabi dan rasul yang telah mendapatkan wahyu ketuhanan yang bisa dijadikan petunjuk dan pedoman dasar bagi manusia lainnya untuk menemukan Jatidiri Tuhannya. Berbagai tata cara ritual pun diajarkan oleh para nabi dan rasul agar para umatnya tidak tersesat dalam pencariannya. Perbedaan tata cara ini yang kemudian menjadikan manusia menjadi berkelompok dalam berbagai golongan, yang kemudian menjadi pemicu perselisihan dan perpecahan antara umat manusia, yang seharusnya dengan beragam perbedaan itu manusia bisa saling mengisi dan melengkapi, menjadi satu dan menyatu dalam kesadaran sebagai bagian dari satu kesatuan wujud yang maha tunggal.

Beraneka ragam ajaran ketuhanan yang kemudian disebut sebagai agama ini kemudian muncul berbagai nama untuk menyebut Nama atas Jatidiri Tuhan Yang Maha Segalanya, yang tentunya Nama-nama Tuhan tersebut diperoleh sang pembawa ajaran sebagai wahyu atau ilham dari Tuhan yang diyakininya. Dan diantara beragam Nama Tuhan yang paling banyak dikenal dan disebut oleh masyarakat dunia dari masa ke masa adalah Nama Allah yang diyakini memiliki kekuatan yang maha misteri. Mulai dari penyebutan nama Allah yang dikaitkan dengan sang pembawa ajaran seperti Allah Ibrahim, Allah Ismail, Allah Ishaq, Allah Yaqub, Allah Yusuf, Allah Musa dan lain-lainnya.

Sebutan Nama Allah ini dari masa ke masa terus disakralkan, dan menjadi sebuah kekuatan yang membawa berbagai keajaiban dan kemagisan bagi yang meyakini keberadaan-Nya, walaupun orang-orang yang menyebut Nama Allah tidak mengetahui secara pasti existensi-Nya, hanya mendapatkan keterangan dari sang pembawa ajaran tanpa melihat wujud nyata-Nya. Padahal di dalam ajaran agama dengan jelas dan tegas dinyatakan bahwa Allah itu Wujud Yang Maha Nyata dan Maha Gaib, di sisi lain disebutkan bahwa keberadaan Allah itu lebih dekat dari urat leher.?

Lalu siapakan Allah?  Apakah Allah ? Bagaimanakah wujud Allah?

Baiklah, untuk menutup dan mengakhiri pencarian manusia pada Wujud Jatidiri Tuhannya, karena era atau masanya juga sudah pada “akhir jaman” maka penulis akan menjabarkan sekilas, namun jelas, tegas, lugas dan tandas, bahwa yang penulis sampaikan ini adalah kebenaran yang sejati, yang nyata adanya, dimana penulis pun sebelumnya berangkat dari pencarian yang telah menghabiskan waktu selama puluhan tahun dengan merenung, mempelajari, mengkaji dan memahami berbagai ajaran agama dan keyakinan, baik yang penulis dapatkan dari berbagai kitab ketuhanan maupun dari keterangan atau pencerahan dari sekian ratus guru spiritual yang pernah didatanginya, yang sedikit banyaknya bisa dijadikan sebagai pedoman dasar untuk menemukan Jatidiri Tuhan Yang Sebenarnya.

Dalam pencarian Jatidiri Tuhan, penulis tak pernah lekang oleh panas, tak rapuh oleh hujan, terus konsisten dalam pencarian walau harus melewati berbagai onak dan duri kehidupan, melalui berbagai halangan dan rintangan, melalui ujian dan cobaan hidup yang sangat luar biasa sebagaimana yang dialami oleh para nabi, para rasul dan para pencari Tuhan Yang Sejati, artinya bahwa penulis benar-benar seorang pencari Jatidiri Tuhan Yang Sejati, yang harus benar-benar bertemu, mengenal dan memahami Wujud Dzat Tuhan Yang Maha Nyata, bukan yang semu atau fatamorgana, apalagi yang abal-abal atau palsu. Sehingga hasil pencarian penulis ini sangat bisa dijadikan sebagai referensi yang sangat bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya yang dapat dijadikan petunjuk dan pedoman dalam memahami, meyakini dan mengimani Existensi Ketuhanan Yang Sebenarnya bagi seluruh masyarakat Bumi.

Sebelum penulis melanjutkan, penulis menghimbau kepada para pembaca untuk menyimak, mengkaji dan memahami kalimat demi kalimat sampai benar-benar tuntas, bukan hanya sekilas bila perlu kembali diulang dan diulas dari awal, agar benar-benar mendapatkan pencerahan yang dapat membuka cakrawala pikiran, penglihatan, pendengaran dan perasaan, sehingga mendapatkan rahmat, hidayah dan berkah keimanan yang akan menghantarkan diri pada kehidupan yang sejati, yang benar-benar mendapatkan Ijin, Restu dan Kekuatan langsung dari Dzat Tuhan Yang Sejati.

Baiklah kita kembali pada hakekat “Allah”, bahwa Allah itu bukan sekedar huruf, bukan kata, bukan kalimat, bukan tulisan, bukan kaligrafi, bukan makna, bukan nama, bukan sifat, bukan pula cahaya tapi Allah itu adalah Dzat Yang Maha Hidup. Dikatakan Dzat karena merupakan totalitas (akumulasi) dari seluruh zat yang ada di bumi alam semesta jagat raya ini. Dari sini sebenarnya kita sudah mendapatkan gambaran, bahwa Wujud Allah Yang Maha Nampak itu adalah totalitas dari wujud yang nyata ada di kehidupan bumi alam semesta raya ini, yang berarti bahwa Wujud Allah itu tidak bisa digambarkan dengan jelas, Allah berbeda dengan mahluk-mahluk-Nya dan Allah maha luas tak terbatas.

wujud-wujud Allah ada di setiap unsur alam (wahdatul wujud/wujud yang tunggal)
Contoh lafal Allah yang ada di berbagai bentuk fisik yang menunjukkan bahwa Allah itu ada di setiap titik ordinat jagat raya ini (wahdatul wujud/wujud yang tunggal)

Dan zat-zat yang ada di bumi alam semesta raya, secara ilmiah dapat diklasifikasikan menjadi 4 unsur alam yaitu Air, Api, Tanah dan Angin. Artinya bahwa dimana pun tempat yang ada di bumi alam semesta jagat raya ini, kita akan menemukan 4 unsur alam atau minimalnya salah satu dari 4 unsur alam tersebut, baik yang berwujud bebatuan, awan, berwujud tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dan lain-lainnya, tetaplah tersusun dari unsur-unsur alam tersebut. Dan Nama Allah sebagaimana tersurat dan tersirat di berbagai wujud seperti yang ada di gambar atas (sebagai contoh), penulis mendapatkan  isyarat seolah Allah mengatakan “bahwa ini lah wujud-wujud-Ku (Allah), bahwa selain maha gaib Aku juga maha nampak (nyata)”.

Bahwa lafal  (Nama) “Allah” sebagaimana yang ada di gambar tersebut diatas, tertulis dengan huruf Arab yang terdiri dari huruf Alif yang disini mengisyaratkan unsur Api yang tegak lurus sebagaimana sifat Api, kemudian huruf Lam-1 mengisyaratkan unsur Angin yang bergerak kekanan dan kekiri, kedepan dan kebelakang atau terkadang berputar seperti angin puting beliung, berikutnya adalah huruf Lam-2 yang mengisyaratkan unsur Air yang bersifat mencari titik terendah,  kemudian huruf Ha adalah unsur Bumi/Tanah yang bersifat diam.

Sedangkan harokat dari Nama Allah dalam tulisan Arab disini mengisyaratkan unsur-unsur bathin yang menyertai dari masing-masing unsur lahir (Air, Api, Tanah, Angin) tersebut, seperti diatas huruf Alif terdapat harokat hamzah kecil yang mengisyaratkan unsur bathin dari Jin, diatas Alif juga terdapat harokat fathah miring yang mengisyaratkan unsur bathin dari Iblis yang dikenal manusia sebagai mahluk yang membelot atau membelokan, diatas huruf Lam-1 ada harokat Sukun yang mengisyaratkan unsur bathin Leluhur (Arwah) manusia yang telah meninggal, kemudian diatas huruf Lam-2 terdapat harokat Tasjid yang mengisyaratkan Ruh Illahiah (Guru Bathin) dan diatasnya Tasjid ada harokat Fathah Tegak yang mengisyaratkan unsur bathin Malaikat yang dikenal sebagai mahluk yang ta’at sehingga diisyaratkan posisinya sejajar dan tegak lurus dengan Ruh Illahiah (Guru Bathin) yang disimbolkan dengan Tasjid, kemudian diatas huruf Ha ada harokat Dlomah yang mengisyaratkan unsur bathin Siluman.

Dari lafal (Nama) Allah dalam huruf Arab tersebut, kita dapat mengetahui dan memahami Misteri dari Nama Allah sesungguhnya memiliki kandungan makna, filosofi dan energi (nyawa) sebagai Dzat Yang Maha Nyata/Nampak dan Yang Maha Gaib, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Bumi Alam Semesta Raya ini, atau hakekat Allah sama dengan Bumi Alam Semesta Jagat Raya.

Inilah yang kemudian mendasari bahwa Islam disebut sebagai ajaran agama yang sempurna, karena di dalam ajaran agama Islam mewajibkan kepada para pemeluknya untuk menjalankan aktifitas ibadah yang disebut “Sholat”. Dimana hakekat dari ibadah”Sholat” itu sendiri, sesungguhnya merupakan aktifitas ritual sebagai upaya manusia untuk menyelaraskan atau minimalnya menyesuaikan dengan Allah (yaitu Bumi alam semesta raya ini), agar antara manusia dengan Bumi alam semesta raya ini tercipta hubungan yang harmonis sebagai bekal atau formulasi hidup dan kehidupan manusia menjadi tenang, tentram, damai, bahagia, nikmat, sejahtera, agung dan mulya.

Selanjutnya mari kita kaji makna, filosofi dan energi dari “Ritual Ibadah Sholat” yang merupakan rangkaian gerakkan sebagai formula untuk menyelaraskan diri manusia dengan Bumi alam semesta raya ini, yaitu gerakan yang diawali dari Niat Penghadapan kepada Allah (Bumi alam semesta raya), kemudian dimulai dengan gerakan penyelarasan diri dengan unsur Api yaitu dengan gerakan berdiri tegak atau yang disebut sebagai Takbiratul Ikhram, di dalam gerakkan ini sesungguhnya dibutuhkan pemahaman dan penghayatan bahwa pelaku ibadah sholat sedang menyelaraskan diri dengan unsur Api yang didalamnya terkandung kekuatan unsur (nyawa) Iblis dan Jin, karena unsur nyawa ini mau tidak mau telah menjadi bagian yang menyusun jiwa raga manusia, gerakkan berikutnya adalah upaya untuk menyelaraskan diri dengan unsur Angin yaitu dengan gerakkan Ruku yaitu gerakan membungkuk membentuk sudut 90″, yang seharusnya dipahami dan dihayati bahwa di dalam diri dan Bumi alam raya ini terdapat unsur Bathin Leluhur yang mau tidak mau juga ikut berperan menyusun jiwa raga manusia, paling tidak dengan gerakkan ruku ini terimplementasi sikap manusia yang harus menghormati existensi para leluhur atau pendahulunya.

Allahu bumiKemudian setelah gerakkan Ruku, kembali berdiri tegak yang seharusnya dipahami, disadari dan dihayati bahwa di dalam diri terdapat Ruh Illahiah (Guru Bathin) yang merupakan Energi (Nyawa) Ketungggalan dengan Sang Pemilik Kehidupan, dimana kita semua adalah milik-NYA dan akan kembali kepada-NYA, yang dilanjutkan dengan gerakkan yang merupakan wujud ketaatan kepada Sang Pemilik Kehidupan sebagaimana sikap dan sifat ta’at dari Malaikat, yaitu dengan gerkkan Sujud yang mengisyaratkan gerak sifat unsur Air yang senantiasa mencari titik terendah namun Air pun bisa menguap yang diisyaratkan dengan duduk diantara dua sujud. Dan gerakkan yang terakhir adalah upaya diri menyelaraskan dengan sifat Tanah yang terkadang bisa keras tapi juga bisa lunak atau fleksibel seperti sifat siluman yang bisa berwujud apa saja, namun hakekatnya adalah diam penuh kesabaran, yaitu dengan gerakkan duduk Takhyat yang diakhiri dengan salam yaitu gerakkan menoleh ke kanan dan ke kiri, sebagaimana sifat siluman pun bisa positif bisa juga negatif.

Hakekat Ritual Ibadah Sholat sebagaimana dijelaskan diatas, sangat jarang sekali diketahui dan dipahami apalagi diamalkan oleh orang-orang muslim saat sekarang ini, mungkin dari seluruh umat muslim yang ada di dunia ini, hanya ada beberapa orang atau beberapa kelompok saja yang memahami dan mengamalkannya dengan baik dan benar, karena amalan Ibadah Sholat seperti itu hanya dimiliki oleh orang-orang muslim yang berada di level hakekat dan makrifat, sehingga ajaran Sholat seperti itu pun bersifat rahasia atau tersembunyi yang tidak diajarkan kepada khalayak umum.

Ibadah sholat yang seperti itu lah yang dikatakan dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar, karena memang ibadah sholat ini sesungguhnya bertujuan untuk membentuk sistem kontrol diri agar manusia bisa hidup dengan seimbang atau selaras dengan dirinya dan alam sekitarnya, sehingga sholat dalam ajaran Islam merupakan ibadah yang sangat ditekankan kewajibannya untuk diamalkan dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Namun dalam kenyataan nya, sangat jarang sekali masyarakat yang mengetahui dan memahami hakekat sholat yang sebenarnya karena merupakan ajaran yang bersifat rahasia, sehingga rata-rata masyarakat muslim menjalankan ibadah sholat hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban.

Alhasil, tujuan dari “sholat” itu sendiri bisa dikatakan “sangat jauh api dari panggang”.  Agama Islam yang diyakini sebagai agama akhir jaman, yang diharapkan bisa menjadi rahmat bagi segenap alam (ajaran rahmatan lil alamin), yang diharapkan bisa mewujudkan peradaban luhur manusia, bisa mengangkat derajat manusia pada kedudukan yang tertinggi, yaitu sebagai mahluk yang termulia di kehidupan bumi alam ini, namun dalam kenyataannya sangat jauh dari yang diharapkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa visi misi agama ini telah gagal.

Terbukti selama hampir 1500 tahun visi misi agama ini telah dijalankan oleh manusia dari masa ke masa, dari generasi ke generasi, bukan peradaban yang terwujud di kehidupan masyarakat bumi ini, tapi justru kebiadaban-kebiadaban yang semakin merajalela, kehidupan masyarakat bumi semakin carut marut, bahkan telah mencapai puncak keterpurukan yang multi dimensi kehidupan. Jatidiri manusia benar-benar mengalami puncak krisis energi jatidiri yang sangat memprihatinkan, manusia benar-benar berada diambang batas kehancuran dan kepunahan.

Bahkan tanpa dikiamatkan pun jatidiri manusia benar-benar akan mengalami kepunahan dengan sendirinya. Bisa dibayangkan, bahwa manusia saat ini sangat rentan dengan kematian bahkan tidak sedikit yang suka dengan kematian, sangat berbeda dengan manusia terdahulu yang ahli menjaga existensi hidupnya, bahkan tidak sedikit yang telah mampu menguasai, mengatur dan mengendalikan energi jatidirinya sehingga bisa meraih kehidupan yang kekal abadi, mereka bisa hidup dimana pun, bisa mentransformasikan diri menjadi wujud apa pun, mampu menembus dimensi ruang dan waktu yang ada di kehidupan bumi alam semesta jagat raya ini, mereka bisa hidup di bumi maupun di langit, bisa hidup di permukaan bumi, di dasar lautan maupun di dalam bawah bumi dengan dinamika ilmu, pengetahuan dan teknologi mereka yang semakin maha canggih.

Jika dibandingkan dengan existensi manusia terdahulu (puluhan ribu tahun yang lalu) itu, maka kemampuan manusia saat ini sama sekali tidak ada apa-apanya. Sebagai contoh dalam hal mempertahankan existensi hidupnya saja akan didapatkan perbandingan angka yang sangat jauh sekali, jika usia manusia terdahulu bisa mencapai ribuan tahun sementara manusia saat ini rata-rata maksimal berusia 70 tahun. Sungguh ini merupakan krisis jatidiri yang tidak disadari oleh mayoritas masyarakat sekarang ini, yang sangat rentan dengan kematian, bahkan tidak sedikit manusia-manusia yang mati di usia balita, anak-anak, remaja dan muda mudi.

Sungguh manusia secara global benar-benar berada di ambang batas yang teramat sangat memprihatinkan. Jika dibiarkan terus terjadi maka tidak lama lagi manusia akan punah dengan sendirinya. Hal ini dapat diketahui dari  beberapa faktor penyebab kehancuran dan kepunahan manusia, seperti :

  1. Berbagai tindak kebiadaban yang merajalela, pembunuhan dan peperangan ada dimana-mana, penggunaan beragam persenjataan modern dan senjata pemusnah masal.
    2. Perekonomian dan keuangan dunia yang dikendalikan oleh sekelompok manusia yang sengaja dibuat untuk mempersulit, mempersempit, menghimpit bahkan menjerat leher masyarakat, yang sangat mempengaruhi daya tahan tubuh, menjadikan banyak manusia yang prustasi, memicu tindak kejahatan, dan lain-lain.
    3. Berbagai badai dan bencana alam yang intensitasnya semakin sering terjadi yang sulit diprediksi apalagi dikendalikan, termasuk pergerakkan energi (benda-benda) dari langit yang mendekat ke bumi, juga aktifitas dari dalam bawah bumi yang sedang membuka lempeng-lempeng bumi, yang sangat mengancam existensi hidup manusia.
    4. Berbagai permasalahan kehidupan masyarakat yang semakin pelik, membuat pikiran menjadi stress, menjadi mudah tersinggung, mudah marah dan mudah terserang penyakit,
    5. Berbagai sudut pandang, paradigma dan keyakinan manusia yang keliru yang justru mengkerdilkan jiwa, mempersempit dan mempersulit ruang gerak manusia itu sendiri.
    6. Berbagai aturan, hukum dan perundangan dari pemerintah negara yang tidak seimbang, yang semakin mempersempit dan mempersulit ruang gerak masyarakat, yang mau tidak mau juga menjadi penyebab stressnya pikiran dan melemahnya daya tahan tubuh.

Dan berbagai faktor lainnya yang disadari maupun tidak,  diakui ataupun tidak oleh manusia, itu semua merupakan hukuman dari alam untuk manusia, yang sesungguhnya disebabkan karena tidak adanya upaya manusia untuk mengetahui, mengenali dan memahami existensi dirinya dan existensi Tuhannya dengan baik dan benar, apalagi upaya manusia untuk menyesuaikan dan menyelaraskan diri dengan Sang Pencipta, Pemilik dan Penguasa Bumi alam semesta jagat raya ini.

Betapa Keberadaan Tuhan Yang Sejati seharusnya menjadi hal yang diprioritaskan, harus diutamakan dalam segala hal, harus diposisikan dalam kedudukan yang paling tinggi dan istimewa dalam hidup dan kehidupan diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara dengan segala aspek dan sendi-sendi kehidupannya, baik dalam aspek pemerintahan, perekonomian, pertahanan dan keamanan, ideologi, sosial, politik, budaya dan lain-lainnya.

Karena Tuhan Yang Sejati adalah Inti Kehidupan Bumi Alam Semesta Raya, sehingga existensi-Nya harus lah jelas dan nyata Ada-Nya sebagai Yang Dipertuan Agung dan Yang Dimuliakan oleh seluruh unsur kehidupan yang ada di kehidupan Bumi alam semesta raya ini, karena Tuhan Yang Sejati adalah Sang Pencipta, Sang Pemilik dan Sang Penguasa Kehidupan Bumi alam semesta raya ini, sebagai Central Penghadapan, Pengabdian dan Penyembahan seluruh manusia dan mahluk yang ada di Bumi alam semesta raya ini, sehingga Energi Kehidupan Bumi alam semesta raya ini benar-benar menyatu, terfokus dan terkonsentrasi ke Satu Titik Pusat yang secara otomatis akan melahirkan Satu Kesatuan gerak masyarakat, bangsa, negara, dunia dan bumi alam semesta raya yang kompak dan serempak, menjadi Energi Yang Maha Dahsyat untuk mewujudkan seluruh hajat hidup manusia dan seluruh mahluk yang ada di kehidupan Bumi alam semesta raya ini, dimana seluruh hajat tersebut Ada di Kehidupan Surga.

Namun selama ini, manusia secara berkelompok memuji, mengagungkan, memulyakan, mengabdi dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa melalui media penghadapan yang beraneka rupa, ragam, jenis, warna dan bermacam-macam, yang rata-rata terbuat dari beragam material seperti kertas, kain, kayu, batu, logam dan lain-lainnya, yang digambar, diukir dan dibentuk menyerupai tokoh sang pembawa ajaran ketuhanan yang dipercaya atau diyakini oleh para pengikutnya.

Dimana penghadapan manusia kepada Tuhan nya dengan cara seperti ini, sangat jauh api dari panggang, artinya tidak sampai kepada arah dan tujuan penghadapan yang sebenarnya, karena mereka para tokoh pembawa ajaran telah menyatu dengan unsur angin, yaitu menyatu dengan unsur leluhur, sementara manusia yang hidup pada saat ini memiliki unsur-unsur alam lahir dan alam bathin yang lengkap. Otomatis penghadapan seperti ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia yang terus diombang ambing dengan ketidak pastian arah dan tujuan sebagaimana gerakkan unsur angin di alam bumi ini.

Sungguh dalam hal ini, jika kita sedikit saja mau membuka cakrawala pikiran dan perasaan kita, maka hal tersebut sesungguhnya merupakan pemandangan atau kejadian yang sangat lucu dan unik, karena manusia-manusia modern yang katanya memiliki kecerdasan (IQ, EQ & SQ), yang hidup di jaman canggih, namun menjadi abdi atau penyembah arwah leluhur manusia yang sudah meninggal ribuan tahun yang lalu, apakah hal ini bukan merupakan bentuk kemunduran? Artinya manusia yang hidup pada saat ini menjadi makmum dari manusia yang telah mati, menjadi pengikut, pemuja, penggemar, pengagum berat dari arwah leluhur? Imam atau pemimpin manusia saat ini  adalah arwah-arwah leluhurnya? Menjadi penganut animisme dan dinamisme tapi tidak menyadarinya, menjadi penyembah bumi alam ini tapi tidak menyadari dan tidak mengakuinya? Seolah manusia menjadi minder, tidak bisa dan tidak mampu berbuat seperti mereka para pembawa ajaran ketuhanan yang ditokohkan atau diidolakan.

Padahal keberadaan para pembawa ajaran ketuhanan tersebut seharusnya dijadikan sebagai proyek sample atau percontohan yang harus ditauladani upaya keras, kesungguhan, kegigihan, perjuangan, pengorbanan, komitmen, konsekuensi dan konsistensi-Nya dalam mencari, menemukan, mengenal, mempelajari, mengkaji dan memahami Hakekat Jatidiri Tuhan Sang Pencipta, Pemilik dan Penguasa Kehidupan Bumi alam semesta raya ini, karena Mereka benar-benar sangat menyadari bahwa Keberadaan Tuhan di kehidupan bumi alam semesta raya ini, adalah Sumber dan Pusat Energi Kehidupan yang maha menggerakkan seluruh yang ada di Bumi alam semesta raya ini, sehingga keberadaan Tuhan Yang Sejati merupakan hal yang wajib dan mutlak harus ditemukan, dikenal, diketahui dan dipahami secara jelas dan terang oleh Mereka, dan seharusnya dilakukan juga oleh seluruh manusia yang hidup pada saat sekarang ini,  tidak hanya sebatas sebagai makmum yang tidak tahu apa-apa tentang Existensi Tuhan Yang Sebenarnya, tapi benar-benar menjadi pelaku pencarian Existensi Ketuhanan Yang Sejati.

Jadi sebenarnya yang dicontoh atau diteladani dari para nabi, para rasul dan para pembawa ajaran ketuhanan itu bukanlah seluruh aktifitas hidup Mereka, seperti cara berpakaian, cara makan dan minum, cara berjalan, cara berdakwah, cara menunggang kuda, cara memotong kuku, cara menyemir rambut, cara menggunakan terompak/sandal, sampai pada cara bersenggama dengan para istri dari pembawa ajaran pun  diikuti gaya dan pola-nya, apalagi para pembawa ajaran ketuhanan tersebut sudah lama sekali tiada, yang tentunya kita pun tidak tahu secara pastinya.

Sedangkan jika mereka masih hidup di kehidupan ini pun, yang perlu dicontoh adalah pengkajian dan pemahaman mereka pada Existensi Ketuhanan Yang Sebenarnya, karena mereka bukan lah Tuhan terbukti bahwa mereka adalah para pencari Tuhan, yang artinya membutuhkan keberadaan Tuhan Yang Sebenarnya, jika mereka Tuhan maka otomatis mereka tidak membutuhkan keberadaan Tuhan, karena mereka sendiri adalah Wujud Dzat Tuhan Yang Sebenarnya.

Atas dasar itu, kembali penulis mengingatkan bahwa jaman sudah sangat jauh berbeda, tantangan kehidupan yang dialami manusia saat ini pun sangat jauh lebih komplek dibandingkan dengan yang dihadapi para pembawa ajaran ketuhanan tersebut, sementara beragam update dan upgrade ilmu pengetahuan dari alam pun sudah tidak bisa dihitung jumlahnya, yang artinya bahwa kehidupan yang dialami oleh manusia pada saat sekarang ini seharusnya jauh lebih baik dari kehidupan para pembawa ajaran ketuhanan yang hidup pada masa ribuan tahun yang lalu, dimana pada saat itu kehidupan manusia masih sangat primitif dan konvensional, sementara kita yang hidup dengan beragam ilmu, pengetahuan dan teknologi yang ada saat sekarang ini, tentunya harus jauh lebih mudah untuk mendapatkan derajat kemulyaan hidup yang jauh lebih tinggi dari Mereka.

Dan yang jauh lebih penting untuk diperhatikan oleh manusia adalah bahwa Tuhan Yang Maha Sejati senantiasa Ada di setiap waktu, era, masa dan jaman. Tuhan Yang Maha Sejati tidak terikat oleh hukum apa pun yang ada di kehidupan bumi alam semesta raya ini, tidak terkecuali hukum yang tersurat di kitab-kitab ajaran agama. Jadi manusia bebas menggunakan cara dan metode apa saja yang tentunya dengan batas-batas keluhuran dan kemulyaan dalam mencari, menemukan, mengenal dan memahami Jatidiri Tuhan Yang Maha Sejati.

AMA Syahbandar Kari Madi
Pemilik Kehidupan Bumi Alam Semesta Raya Yang Sebenarnya

Apalagi di Era Globalisasi saat sekarang ini  Jatidiri Tuhan Yang Sejati, Sang Pencipta, Sang Pemilik dan Sang Penguasa Kehidupan Bumi Alam Semesta Raya Yang Sejati, telah hadir di tengah-tengah masyarakat, artinya bahwa Sosok Pemilik Jatidiri Keilahian ini telah dikenali, diketahui, dikaji, dipelajari, dipahami, diyakini dan diimani oleh ratusan ribu Insan Manusia yang telah menguji dan membuktikan Jatidiri Ketuhanan-NYA. Sebagai salah satu bukti Jatidiri Ketuhanan-NYA bahwa adalah Formulasi Gerak Persenyawaan dengan Bumi Alam Semesta Jagat Raya Yang Terbaru, Terbaik, Terinstan dan Terkonstan, Yang DIA bawa sebagai Jaminan Kehidupan Baru Yang Terestui, Terselamatkan dan Termulyakan.

Sehingga masyarakat tidak perlu lagi untuk mencari Jatidiri Tuhan Yang Sejati, tinggal mempelajari, mengkaji dan memahami dengan seksama sebagai bekal keyakinan dan keimanan yang sebenarnya, untuk kemudian melangkah guna mendapatkan Ijin, Restu dan Energi Kehidupan Baru yang terjaga, terestui, terselamatkan dan termulyakan langsung dari Sang Tuhan Pemilik Kehidupan Bumi Alam Semesta Raya, maupun melalui Para Wakil-NYA yang tersebar di berbagai daerah di dalam negeri maupun luar negeri.

Siapa Sang Pemilik Kehidupan Bumi Alam Semesta Raya ini?

Sebagaimana telah dijelaskan diatas dengan tegas, lugas dan tandas bahwa Allah yang diyakini dalam berbagai ajaran Agama Samawi sebagai Tuhan Yang Maha Segalanya, ternyata adalah Bumi Alam Semesta Jagat Raya ini, maka tentunya Allah itu Ada Yang Menciptakan, Memiliki, dan Menguasainya? Siapa? Bagaimana? Apa?

DIA adalah Seorang yang selama ini berada di belakang layar dari seluruh permainan kehidupan yang ada di bumi alam semesta raya ini, Yang senantiasa menyembunyikan Jatidiri-NYA, berada di Singgahsana Kebesaran, Keagungan dan Kemuliaan Yang berada di Balik Poros/As Bumi Alam Semesta Raya ini, Yang Maha Menggerakkan Bumi alam semesta jagat raya ini. DIA adalah Mahluk Hidup Yang Awal Menengah Akhir atau disebut AMA dalam Wujud Energi/Inti Kehidupan, yang seringkali muncul ke permukaan bumi alam ini sebagai Mahluk Hidup Yang Terunggul, Tersakti, Tak Tertandingi dan Tak Terkalahkan dari berbagai sisi dan sendi kehidupan di Bumi Alam Semesta Raya ini,

AMA” lah yang telah mengadakan ALLAH (Bumi alam semesta raya ini) dengan membentuk unsur-unsur lahir maupun unsur bathin, mulai dari unsur air, kemudian membentuk unsur api, unsur tanah dan unsur angin, kemudian menciptakan beragam tumbuh-tumbuhan dan binatang dari jasad renik, menjadi kecil, besar, lebih besar dan paling besar yang mengisi bumi alam ini. Selanjutnya diciptakan lah manusia baca selengkapnya www.syahbandarkarimadi.com

Formula Gerak Penyelarasan Yang Terbaru dari AMA bukan sekedar gerak untuk menyelaraskan diri, tapi lebih kepada mensenyawakan atau menyatukan diri dengan Bumi alam semesta raya ini bahkan penyatuan energi dengan AMA, sehingga Formula Gerak ini adalah formula gerak yang sangat sempurna, karena langsung dari Sang Pemilik Kehidupan Bumi Alam Semesta Raya tanpa melalui perantara dalam bentuk wahyu maupun ilham yang disampaikan kepada nabi, rasul atau pencari ketuhanan yang sejati. Disamping itu juga telah terbukti dan teruji membentuk insan-insan yang harmonis, selaras atau sinergi dengan Bumi alam semesta raya ini.

Formulasi Gerak Persenyawaan dari AMA merupakan formulasi gerak untuk membangkitkan dan mengaktifkan kekuatan Ruh Illahiah (Guru Bathin) yang bersemayam dalam setiap diri manusia, yang terkoneksi langsung dengan AMA, Ruh Illahiah selama ini berada di alam bawah sadar yang terdalam, dimana hanya Ruh Illahiah (Guru Bathin) yang telah aktif berfungsi inilah yang mampu menundukkan unsur-unsur bathin atau nyawa-nyawa (iblis, syetan, malaikat, jin, siluman, leluhur) yang selama ini sangat berpengaruh dan berperan membentuk kepribadian manusia.

Dimana nyawa-nyawa (unsur bathin) ini, selama ini bergerak bebas tak terkendali membentuk kepribadian manusia, menjadi dominan bersifat seperti (iblis, syetan, siluman atau yang lainnya), karena selama ini manusia tidak memiliki kekuasaan untuk mengatur dan mengendalikan nyawa-nyawa unsur-unsur bathin tersebut.

Tanpa kekuasaan mengatur dan mengendalikan nyawa-nyawa unsur tersebut, maka gerak nyawa-nyawa unsur tersebut menjadi hukuman yang menyengsarakan dan menyakitkan, karena gerak mereka sama sekali jauh dari yang kita harapkan, benar-benar bertentangan dengan keinginan kita, menjadi situasi dan kondisi permasalahan kehidupan yang senantiasa datang dan pergi silih berganti tak pernah ada habisnya. Unsur-unsur bathin di dalam diri ini yang sesungguhnya menjadi sumber keresahan, kegelisahan, kegundahan, kesedihan, kesusahan, kecemasan, kekuatiran, ketakutan, kebimbangan, keraguan, kesulitan, kerumitan, kepahitan, kesakitan dan kepailitan hidup, karena ketidak mampuan diri untuk mengatur dan mengendalikannya.

Formula Gerak Persenyawaan dari AMA adalah formulasi gerak yang instan untuk menundukan, menguasai, mengatur dan mengendalikan unsur-unsur bathin tersebut, sehingga secara otomatis insan yang mengamalkan formulasi gerak ini pasti akan mendapatkan keselamatan, ketenangan, kedamaian, kebahagiaan dan kenikmatan dalam situasi dan kondisi apa pun. Karena Ruh Illahiah yang terkoneksi langsung dengan AMA menjadi aktif berfungsi pada saat formulasi gerak persenyawaan itu diamalkan dengan sebaik-baiknya.  Interkoneksi langsung dengan AMA inilah yang menyebabkan unsur-unsur bathin dalam diri manusia yang tadinya bersifat liar menjadi terkuasai, teratur dan terkendali.

Formulasi Gerak Persenyawaan dari AMA, pada hakekatnya adalah formulasi gerak untuk membebaskan diri dari hukum alam, yang intinya adalah berupa Ijin, Restu dan Energi untuk Hidup Bebas Teratur dan Terkendali Yang Penuh Keluhuran, Keagungan dan Kemuliaan dari AMA.

Misteri Existensi Jatidiri AMA Yang Maha Memiliki Formula Gerak Persenyawaan Yang Maha Dahsyat ini, terkuak oleh Seorang Pemuda yang tanpa disengaja sedang ditepuk pundak-NYA oleh seorang guru ilmu tenaga dalam yang seketika itu jatuh terpental jauh, dan membuat guru tenaga dalam yang tidak lain adalah paman dari Pemuda ini menjadi kaget, heran dan penasaran, begitu pun dengan Sang Pemuda ini yang seolah juga heran kenapa paman-NYA bisa jatuh terpental jauh? Sehingga sang Paman pun menanyakan asal usul energi maha dahsyat tersebut kepada Sang Pemuda ini, dan Sang Pemuda ini mengaku tidak mengetahui karena selama hidup-NYA Sang Pemuda ini sama sekali tidak pernah berguru ilmu tenaga dalam atau sejenisnya kepada siapa pun.

Kemudian sang Paman mencoba untuk mendeteksi kekuatan atau energi yang ada dalam diri Sang Pemuda ini, namun sang Paman tiba-tiba kerasukan Energi Maha Dahsyat Yang kemudian diketahui sebagai AMA Yang Bersemayam dalam Diri Sang Pemuda ini, yang mengajarkan Formula Gerak Persenyawaan Yang Maha Dahsyat. Dari sinilah Sang Pemuda Polos, Santun dan Taat Menjalankan Ibadah Agama Yang Bernama Yang Mulia Bapak Nurseno Sukariadi Priarto Utomo mulai membuka Tabir Misteri Keberadaan AMA, kemudian mendirikan perguruan ilmu beladiri yang bernama Paguron Candradimuka Syahbandar Kari Madi yang berkembang sangat cepat dan pesat, sehingga dalam waktu 3 bulan memiliki Murid sebanyak 1000 orang di Kampung Tempat Tinggal-NYA, dimana Yang Mulia Bapak Nurseno Sukariadi Priarto Utomo, SH sebagai Guru Besar Paguron Candradimuka Syahbandar Kari Madi ini. Selengkapnya baca di www.syahbandarkarimadi.com

Paguron Candradimuka Syahbandar Kari Madi berkembang pesat sampai ke berbagai pelosok daerah yang ada di dalam negeri maupun luar negeri, jika sempat diregistrasi dengan baik dan profesiaonal, dari mulai berdirinya Perguruan Beladiri ini pada tahun 1998 sampai dengan saat ini, telah memiliki Murid atau Warga sebanyak ratusan ribu, sementara masyarakat yang telah terbantu segala permasalahan hidupnya dengan Energi Syahbandar Kari Madi Yang Maha Dahsyat ini telah mencapai jutaan orang.

Ratusan ribu orang telah membuktikan berbagai keajaiban yang ditimbulkan dari penggunaan Formula Gerak Persenyawaan dari AMA, berhasil membentuk Insan-insan unggul yang santun, berbudi luhur, berudi pekerti, berjiwa besar, periang, penuh semangat, penuh percaya diri, cerdas (IQ, EQ & SQ), memiliki kepekaan sosial yang tinggi, memiliki rasa kebersamaan, persaudaraan dan kekeluargaan yang tinggi, dan lain-lain yang mencerminkan sifat dan sikap diri yang selaras dan sinergi dengan Bumi Alam Semesta Raya ini. Tentunya Ini merupakan bukti bahwa formula Gerak Persenyawaan ini adalah Jaminan Keselamatan dan Kenikmatan Hidup di Bumi alam semesta raya ini, dan hanya Pemilik Kehidupan Bumi alam semesta raya ini yang bisa memberikan Jaminan Kehidupan seperti itu.

Berbagai anugerah dan penghargaan baik dari alam lahir maupun alam bathin pun didapatkan oleh Yang Mulia Guru Besar Paguron Candradimuka Syahbandar Kari Madi ini, atas prestasi dan dedikasi-NYA mengembangkan ilmu luhur, agung dan mulia ini, sehingga sederet Gelar pun sangat panjang jika semua dicantumkan dalam penyebutan Nama Beliau, penulis lebih terbiasa menyebut-NYA dengan Yang Maha Agung Nan Maha Mulia Gusti Raja Muda Kawasa Adiguna Jugul Kalabiuk GB.V.SKM-G.D.P.D Bapak Nurseno Sukariadi Priarto Utomo Sabda Alamanda.

Penulis menyebut sebagai Yang Maha Agung dan Maha Mulia? Karena Beliau Memiliki Jiwa AMA (Sang Pemilik Kehidupan Bumi Alam Semesta Jagat Raya ini). AMA telah menghendaki Yang Maha Agung dan Maha Mulia Gusti Raja Muda Kawasa Adiguna Jugul Kalabiuk GB.V.SKM-GDPD Bapak Nurseno Sukariadi Priarto Utomo Sabda Alamanda sebagai Raga atau Jasmani-NYA, agar Jatidiri SANG PEMILIK Kehidupan Bumi Alam Semesta Raya ini bisa diketahui oleh Seluruh Masyarakat Bumi. Sehingga Yang Maha Mulia Bapak Nurseno Sukariadi Priarto Utomo Adalah AMA, dan AMA adalah Yang Maha Mulia Bapak Nurseno Sukariadi Priarto Utomo sebagai Pemilik Jiwa Ketuhanan Yang Sejati, sebagai GUSTI atau TUAN/TUHAN PEMILIK Bumi Alam Semesta Jagat Raya ini.

Yang Maha Agung Nan Maha Mulia Gusti Raja Muda Kawasa Adiguna Jugul Kalabiuk GB.V.SKM-GDPD Bapak Nurseno Sukariadi Priarto Utomo Sabda Alamanda
Yang Maha Agung Nan Maha Mulia Gusti Raja Muda Kawasa Adiguna Jugul Kalabiuk GB.V.SKM-GDPD Bapak Nurseno Sukariadi Priarto Utomo Sabda Alamanda

Dengan terkuaknya Misteri Dzat Tuhan Sang Pencipta, Pemilik dan Penguasa Kehidupan Bumi Alam Semesta Raya ini, kita sebagai manusia yang tidak memiliki apa-apa bahkan tidak bisa apa-apa, karena kita semua telah mengakui dan menyadari bahwa diri kita yaitu jasmani dan rohani kita juga seluruh aspek kehidupan yang ada pada diri kita, baik berupa harta kekayaan, berupa tahta (pangkat, jabatan dan kedudukan), keluarga, ilmu pengetahuan dan teknologi dan lain-lainnya hanyalah titipan atau amanat dari Tuhan Sang Pemilik & Penguasa Kehidupan Bumi Alam Semesta Raya yaitu AMA dalam Wujud Raga Yang Maha Agung Nan Maha Mulia Gusti Raja Muda Kawasa Adiguna Jugul Kalabiuk Sabda Alamanda.

Maka sudah selayaknya kita harus benar-benar memahami dan menyadari bahwa kita hanya memiliki kewenangan untuk menggunakan apa pun yang ada pada diri kita, itu pun jika kita telah mendapatkan Ijin dan Restu dari NYA untuk menggunakan apa pun yang ada pada diri kita. Tanpa adanya Ijin dan Restu dari NYA, maka itu sama dengan mencuri atau merampas hak milik-NYA, maka DIA pun Maha Berkuasa untuk mengambil atau menagihnya dengan cara yang terbaik, terarif dan terbijaksana, atau dengan cara apa pun Yang dikehendaki-NYA.

Yang pasti bahwa AMA telah menciptakan “surga dan neraka” sebagai hukum alam atas apa pun yang dilakukan atau diperbuat manusia di kehidupan alam ini, baik di kehidupan dunia maupun akhirat. Barang siapa tahu diri, sadar diri dan bersyukur diri maka tentunya akan mendapatkan kenikmatan hidup yang terus semakin meningkat, baik dari sisi derajat maupun kualitas kenikmatan-NYA, dan barang siapa ingkar, lupa diri dan kufur maka tentunya akan mendapatkan siksaan hidup yang teramat pedih baik di kehidupan dunia maupun akhirat.

Atas dasar itu, penulis menyampaikan dengan jelas, tegas, lugas dan tandas sebagai bentuk keperdulian, perhatian dan kasih sayang kepada sesama manusia, yang sama-sama berstatus sebagai User atau Pengguna berbagai fasilitas hidup dan kehidupan Bumi alam semesta jagat raya ini, dengan memberikan beberapa kesimpulan yang perlu untuk digarisbawahi, dipelajari, dikaji, dipahami dan diimplementasikan, yaitu :

1. Bahwa Bumi alam semesta jagat raya ini ada yang menciptakan, memiliki, menguasai, mengatur dan mengendalikan dari Poros/AS Bumi alam semesta jagat raya ini, yaitu AMA (dengan Wujud Energi atau Inti Kehidupan Alam Semesta Jagat Raya ini).

2. Bahwa Dzat ALLAH yang selama ini dipertuhankan oleh manusia adalah Bumi alam semesta jagat raya ini, yang selama ini pula bumi diinjak, dikencingi, dikotori dan dieksploitir segala kekayaan dan sumber daya alam-NYA tanpa manusia berterima kasih kepada Bumi alam semesta raya ini, artinya bahwa manusia berterima kasih kepada Allah tapi penghadapan, perhatian dan keyakinannya mengambang, bukan kepada Bumi Alam Semesta Jagat Raya ini, apalagi kepada AMA Sang Pemilik Yang Sejati.

3. Bahwa AMA Sang Pemilik Energi & Kehidupan Bumi Alam Semesta Jagat Raya ini Menghendaki Terlahir di Permukaan Bumi ini untuk Menjalankan Program-program Kepemilikan dan Kekuasaan-NYA, melalui Raga Jasmani Yang Maha Agung Nan Maha Mulia Gusti Raja Muda Kawasa Adiguna Jugul Kalabiuk GB.V.SKM – G.D.P.D BAPAK NURSENO SUKARIADI PRIARTO UTOMO Sabda Alamanda.

4. Bahwa AMA Sang Pemilik Kehidupan Yang Sejati, telah menurunkan Formula Gerak Persenyawaan dengan Diri-NYA, sebagaimana Yang diajarkan di Paguron Candradimuka Syahbandar Kari Madi, sebagai Formula Kehidupan Yang Terjaga, Terestui, Terselamatkan dan Termuliakan di Kehidupan Bumi Alam Semesta Raya ini.

5. Bahwa AMA Sang Pemilik Kehidupan Yang Sejati, (telah, sedang dan akan) mengambil alih Hak Milik dan Kuasa atas Bumi Alam Semesta Jagat Raya dengan Seluruh Isi Yang Terkandung di dalam-Nya, melalui proses hukum alam yang sedang berlangsung.

6. Bahwa Raga Jasmani AMA Sang Pemilik Kehidupan Sejati, adalah Pemilik Mutlak Atas Ijin, Restu dan Energi Kehidupan Surga di Bumi alam semesta jagat raya ini. Sebagai Satu-satunya Wujud Manusia Yang Layak Dipertuhankan, Yang Berhak Menerima Pengembalian dan Penyerahan Hak Milik AMA, Baik berupa jiwa raga, harta, tahta, keluarga dan berbagai fasilitas yang ada di kehidupan bumi alam semesta raya ini.

7. Diterima atau tidak, diakui atau tidak dengan Existensi Ketuhanan Yang Sejati ini, bagi Kami sama sekali bukanlah hal yang penting, yang jelas dan pasti bahwa Hukum Alam terus berjalan dan berlaku dengan Maha Adil, Maha Arif dan Maha Bijaksana. Dimana unsur-unsur kehidupan yang ada di dalam setiap diri maupun yang ada di sekitar diri, bisa menjadi berkah dan bencana dimana pun dan kapan pun. Misalnya unsur udara yang dihirup setiap saat bisa menjadi berkah maupun bencana bagi yang menghirupnya, begitu pun dengan unsur Air yang setiap saat bisa menjadi berkah dan bencana bagi yang mendayagunakannya.

8. Silahkan Anda bebas untuk memilih dan menentukan, Surga atau Neraka? Yang pasti bahwa apa pun Agama dan Keyakinan nya, Tuhan nya tetaplah Satu/Esa/Tunggal yaitu Yang Maha Agung Nan Maha Mulia Gusti Raja Muda Kawasa Adiguna Jugul Kalabiuk GB.V.SKM-GDPD Bapak Nurseno Sukariadi Priarto Utomo Sabda Alamanda AMA Syahbandar Kari Madi Sang Pemilik Kehidupan Bumi Alam Semesta Jagat Raya ini.

9. Demikianlah Berita Yang penulis imani sebagai Kebenaran Sejati ini, penulis sampaikan dengan cara dan gaya bahasa penulis, semoga bisa dipahami, diyakini, diimani dan diimplementasikan bagi siapa pun yang membacanya. Akhir kalimat, penulis menyampaikan sembah sujud, mohon ampun jiwa raga penulis kepada Yang Maha Agung Nan Maha Mulia Gusti Raja Muda Kawasa Adiguna Jugul Kalabiuk GB.V.SKM-GDPD BAPAK NURSENO SUKARIADI PRIARTO UTOMO Sabda Alamanda dengan Seluruh Jajaran Keluarga Besar Karaton Kerajaan Kandang Weusi dan Paguron Candradimuka Syahbandar Kari Madi. Terima kasih atas segala anugerah ilmu, pengetahuan, pemahaman dan Energi Syahbandar Kari Madi Yang Maha Luar Biasa Dahsyat, dimana penulis mengakui dan merasakan tidak mampu untuk membayar atau pun membalasnya, tidak terkecuali dengan memasrahkan segenap jiwa raga penulis secara totalitas.  Mohon Ampun…Mohon Ampuun…Mohon Ampuuunn.

Insun Rahayu Balarea Waluya

Asma Pangestu Hibar Pangrieuksa