Menanggapi pernyataan Quraish Shihab

Menanggapi Pernyataan Quraish Shihab tentang Rasulullah

Baru-baru ini jagad maya heboh oleh pernyataan Quraish Shihab berkaitan dengan Nabi Muhammad yang kata beliau tidak dijamin masuk syurga. Baik sahabat sekalian, dalam rangka berlaku adil dan ilmiah sesuai nash kitabullah wasunnaturrosul maka perlu kiranya saya meluangkan sedikit waktu untuk memberi tanggapan.

Dalam acara tersebut, Quraish ada mengutip hadis dimana sahabat bertanya tentang jaminan syurga atas diri Rasul. Kita lihat dulu redaksi lengkap hadis-hadisnya berikut para perawi yang meriwayatkannya berikut ini.

Shahih Muslim 5036: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Laits dari Bukair dari Busr bin Sa’id dari Abu Hurairah dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Tidaklah seorang pun dari kalian yang diselamatkan oleh amalnya.” Seseorang bertanya: Tuan juga, wahai Rasulullah? beliau menjawab: “Tidak juga aku, kecuali bila Allah melimpahkan rahmatNya padaku, tapi tujulah kebenaran.” Telah menceritakannya kepadaku Yunus bin Abdula’la Ash Shadafi telah mengkhabarkan kepada kami Abdullah bin Wahab telah mengkhabarkan kepadaku Amru bin Al Harits dar Bukair bin Al Asyuj dengan sanad ini, hanya saja ia menyebutkan: “Rahmat dan karuniaNya, ” dan tidak menyebut: “Tapi tujulah kebenaran.”

Redaksi Arabnya :

صحيح مسلم ٥٠٣٦: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ بُكَيْرٍ عَنْ بُسْرِ بْنِ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لَنْ يُنْجِيَ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ قَالَ رَجُلٌ وَلَا إِيَّاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَلَا إِيَّايَ إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ مِنْهُ بِرَحْمَةٍ وَلَكِنْ سَدِّدُوا
و حَدَّثَنِيهِ يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ عَنْ بُكَيْرِ بْنِ الْأَشَجِّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ وَلَمْ يَذْكُرْ وَلَكِنْ سَدِّدُوا

 

Shahih Muslim 5038: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Adi dari Ibnu Aun dari Muhammad dari Abu Hurairah berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Tidaklah seorang pun dari kalian yang diselamatkan oleh amalnya.” Seseorang bertanya: Tuan juga, wahai Rasulullah? beliau menjawab: “Tidak juga aku, kecuali bila Allah melimpahkan ampunan dan rahmat padaku.” Ibnu Aun menunjukkan tangan ke kepalanya dan berkata: Tidak juga aku, kecuali bila Allah melimpahkan ampunan dan rahmat padaku.

 

صحيح مسلم ٥٠٣٨: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ ابْنِ عَوْنٍ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ أَحَدٌ مِنْكُمْ يُنْجِيهِ عَمَلُهُ قَالُوا وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ مِنْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَةٍ
وَقَالَ ابْنُ عَوْنٍ بِيَدِهِ هَكَذَا وَأَشَارَ عَلَى رَأْسِهِ وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ مِنْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَةٍ

 

Shahih Muslim 5043: Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengkhabarkan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad telah mengkhabarkan kepada kami Musa bin Uqbah. Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim, teks hadits miliknya, telah menceritakan kepada kami Bahz telah menceritakan kepada kami Wuhaib telah menceritakan kepada kami Musa bin Uqbah berkata: Aku mendengar Abu Salamah bin Aburrahman bin Auf menceritakan dari Aisyah, istri nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Tujulah (kebenaran), mendekatlah dan bergembiralah bahwa sesungguhnya tidak seorang pun dari kalian yang dimasukkan surga oleh amalnya.” Mereka bertanya: “Tidak juga Tuan, wahai Rasulullah? beliau menjawab: “Tidak juga aku, kecuali bila Rabbmu melimpahkan rahmat dan karunia padaku. Dan ketahuilah bahwa amal yang paling sukai Allah adalah yang paling rutin meski sedikit.” Telah menceritakannya kepada kami Hasan Al Hulwani telah menceritakan kepada kami Ya’qub bin Ibrahim bin Sa’ad telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Al Muthallib dari Musa bin Uqbah dengan sanad ini, mereka tidak menyebutkan: “Dan bergembiralah.”

صحيح مسلم ٥٠٤٣: و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ أَخْبَرَنَا مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ ح و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا سَلَمَةَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ يُحَدِّثُ عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا كَانَتْ تَقُولُ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا فَإِنَّهُ لَنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ أَحَدًا عَمَلُهُ قَالُوا وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ مِنْهُ بِرَحْمَةٍ وَاعْلَمُوا أَنَّ أَحَبَّ الْعَمَلِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
و حَدَّثَنَاه حَسَنٌ الْحُلْوَانِيُّ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ الْمُطَّلِبِ عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَلَمْ يَذْكُرْ وَأَبْشِرُوا

 

Sekarang mari kita bahas…

Pernahkah sahabat sekalian mendengar hadis yang menyebutkan Rasulullah beristighfar dalam sehari seratus kali? Saya percaya kita semua sering mendengarnya dan berikut redaksi hadist tersebut.


Musnad Ahmad 22250: Telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad telah bercerita kepada kami Isra`il dari Abu Ishaq dari Abu Al Mughirah dari Hudzaifah bin Al Yaman berkata; ‘Aku mempunyai kekurangan yaitu pedas bicara terhadap keluargaku, dan aku tidak mau menularkannya kepada yang lain. Aku sebutkan persoalanku ini kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam. Lantas beliau bersabda: “Seberapa banyak kau ucapkan istighfar hai Hudzaifah? Sebab aku sendiri beristighfar dan bertaubat kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari.” Berkata; Lalu ia menyebutkan hal itu kepada Abu Burdah bin Abu Musa kemudian ia bercerita kepadaku dari Abu Musa bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: ” Aku beristighfar kepada Allah dan bertaubat padaNya sebanyak seratus kali dalam sehari semalam.”


Juga ada hadist senada tentang amalan Rasulullah SAW.

Sunan Tirmidzi 377: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah dan Bisyr bin Mu’adz Al Aqadi keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Awanah dari Ziyad bin Iqalah dari Al Mughirah bin Syu’bah ia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat hingga kedua kakinya bengkak, lalu dikatakan kepada beliau, “Kenapa tuan memperberat diri, padahal dosa-dosamu yang lalu dan yang akan datang telah diampuni?” beliau bersabda: “Tidak sukakah bila aku menjadi orang yang bersyukur?” Ia berkata; “Dalam bab ini juga ada riwayat dari Abu Hurairah dan ‘Aisyah.” Abu Isa berkata; “Hadits Al Mughirah bin Syu’bah derajatnya hasan shahih.”

Shahih Bukhari 4459: Telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Al Fadl Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Uyainah Telah menceritakan kepada kami Ziyad yaitu Ibnu ‘Ilaaqah bahwa dia mendengar Al Mughirah berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri shalat hingga kedua telapak kakinya bengkak-bengkak. Maka dikatakan kepada beliau; ‘Bukankah Allah telah mengampuni anda terhadap dosa-dosa anda yang lalu maupun yang akan datang? Beliau menjawab: “Tidak bolehkah saya menjadi hamba yang bersyukur.”

 

Dari sejumlah dalil yang telah kita ketengahkan diatas, maka setidaknya kita mendapat beberapa point disini.

1. Tidak siapapun dari manusia dapat jaminan syurga karena amalnya
Tidak terkecuali Rasulullah (dan jika seorang Rasul Allah tidak juga mendapat jaminan maka logikanya begitu pula Rasul Allah lain diluar beliau SAW)


2. Syurga hanya diberikan atas rahmat, karunia dan ampunan dari Allah
3. Rasul sering beristighfar dalam setiap harinya padahal beliau maksum
4. Rasul sering melakukan sholat malam dengan panjang hingga kaki beliau bengkak padahal beliau maksum
5. Ketika Rasulullah ditanya, jawaban beliau : semua itu sebagai bentuk rasa syukurnya sebagai hamba

 

Baca:

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Surah Ibrahim ayat 7)

Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. (Surah An-Nisaa ayat 147)

Lalu bagaimana kaitannya dengan amal yang katanya tidak menjadi jaminan syurga? Bukankah telah jelas dalam al-Qur’an disebutkan:

Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan). (Surah al-An’am ayat 160)

Jawabnya ada disini:

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Surah al-Baqarah ayat 218)

Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (Surah Yunus ayat 58)

Kesimpulannya, kita memang wajib beramal namun amal itu sendiri jika tanpa diridhoi Allah atau dicucuri rahmat Allah maka amalan itu niscaya sia-sia.

Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (Surah al-Kahfi ayat 104)

Mari sama kita baguskan amal kita, perbaiki kualitas amal sholeh kita, berbuatlah yang benar dan baik jangan cuma sekedar beramal yang baik saja, sebab baik belum tentu benar dan jika sudah tidak benar, maka jangan pernah berharap amal tadi diterima disisi Allah.

Musnad Ahmad 23311: Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin ‘Isa berkata; Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Ja’far Az-Zuhri dari keluarga Miswar bin Makhramah, dari Saad bin Ibrahim, dari Al-Qasim bin Muhammad dari Aisyah berkata; Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Barangsiapa yang membuat suatu perkara (dalam agama) tanpa perintah kami maka amalan tersebut tertolak.”


Pada video Quraish shihab juga ada disebutkan oleh beliau bahwa kita jangan mencela dan memastikan orang yang hari ini terlihat jahat oleh kita sebab boleh jadi orang itu menjelang akhir hayatnya justru berbuat amal sholeh dan mengantarkannya kepada syurga sementara orang yang terlihat beramal banyak tetapi jelang akhir hayatnya justru beramal buruk.

Shahih Muslim 4791: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id; Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul ‘Aziz yaitu Ibnu Muhammad dari Al A’laa dari Bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Ada orang yang mengamalkan amalan ahli surga pada waktu yang sangat lama, lalu ia menutup akhir hidupnya dengan amalan ahli neraka. Ada pula orang yang mengerjakan amalan ahli neraka pada waktu yang sangat lama, tetapi kemudian ia menutup akhir hidupnya dengan amalan ahli surga.”

Musnad Ahmad 913: Dari Ali Radhiallah ‘anhu : “Barangsiapa melakukan dosa atau melindungi orang yang berbuat kerusakan maka dia akan mendapatkan laknat Allah, para Malaikat dan manusia semuanya. Tidak diterima darinya amalan wajib dan amalan sunnah.”

Demikian.
Semoga kita tetap dapat bijak menilai dan menganalisa apa-apa yang telah disampaikan. Tidak mudah menjatuhkan vonis tertentu pada seseorang sebelum kita jelas apa maksud yang ingin dia terangkan itu.

Wallahua’lambisshowab.

Armansyah Azmatkhan

One Response

  1. Sang kekasih itu sudah berada di pelukan Nya. jangan kan surga, lebih dari itu pun jika diminta akan dikabulkan Nya….

Comments are closed.