Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/09/2017, 12:03 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Setelah lulus dengan nilai cumlaude pada usia yang ke-24, Grandprix Thomryes Marth Kadja didapuk menjadi doktor termuda Indonesia dalam sidang terbuka di Rektorat Institut Teknologi Bandung (ITB), Jumat (22/9/2017) siang.

Grandprix Thomryes mampu menyelesaikan studi S-2 dan S-3 di ITB selama empat tahun dengan mengikuti program beasiswa Pendidikan Magister menuju doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada tahun 2013.

Disertasi yang mengantarkan dirinya menjadi doktor termuda di Indonesia itu membahas tentang sintesis material bernama zeolit. Zeolit, lanjut Gepe, panggilan akrab Grandprix Thomryes, merupakan zat yang berfungsi untuk mengubah minyak mentah menjadi bahan bakar.

"Zeolit ini dia berfungsi untuk mengonversi misalnya dalam industri petromikia itu minyak bumi. Jadi bahan bakar yang berkualitas seperti gasolin yang bernilai oktan tinggi. Namun sebagian besar di industri masih banyak pakai produk dari luar," kata Grandprix Thomryes saat ditemui seusai sidang.

"Dengan adanya penelitian ini berpotensi agar ke depannya kita bisa mempunyai kemandirian nasional dalam produksi nasional material tadi. Bisa juga untuk produksi gasolin kelapa sawit, bisa digunakan untuk mengonversi limbah plastik jadi bahan bakar, beberapa juga dipakai di industri farmasi. Jadi cakupannya luas sekali," tambah Grandprix Thomryes kemudian.

(Baca juga: Berusia 24 Tahun, Grandprix Jadi Doktor Termuda di Indonesia)

Selama menyelesaikan program PMDSU, Grandprix Thomryes mendapat bimbingan dari Dr. Rino Mukti, Dr. Veinardi Suendo, Prof. Ismunandar, dan Dr. I Nyoman Marsih sebagai promotornya.

Dalam kurun waktu itu, Grandprix Thomryes mampu memublikasikan tujuh jurnal ilmiah skala internasional. Dalam sidang, Grandprix Thomryes mengenakan jas hitam dipadukan kemeja warna abu.

Sebelum dinyatakan lulus, Grandprix Thomryes sempat dicecar puluhan pertanyaan oleh para penguji. Namun, Grandprix Thomryes dapat menjawab seluruh pertanyaan penguji dengan lugas. Usai dinyatakan lulus, raut wajah sumringah terpancar dari wajah Gepe.

"Ya rasanya bangga dan terharu. Saya bisa menyelesaikan lebih cepat sekitar 2-3 tahun dari yang normal," ucap Grandprix Thomryes.

Selama menyelesaikan program PMDSU, Grandprix Thomryes mendapat bimbingan dari Dr. Rino Mukti, Dr. Veinardi Suendo, Prof. Ismunandar, dan Dr. I Nyoman Marsih sebagai promotornya.

Kompas TV Pasangan Bupati Termuda- AIMAN (Bag 2)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com