Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dari Malang untuk Perdamaian Dunia

26 November 2015   22:34 Diperbarui: 26 November 2015   23:23 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan November amat istimewa bagi kota Malang, karena Jokowi secara lansung datang dan membuka Piala Sudirman Cup di Kanjuruan. Selanjutnya, Wakil Presiden Dan, Jusuf Kalla dua kali bolak-balik Malang-Jakarta. Pertama dalam rangka meresmikan Gedung Yayasan Unisma, Rumah Sakit, dan juga Masjid Ainul Yaqin Unisma. Pada kesempatan kunjungan JK ke Unisma, Profesor Dr. Maskuri Bakrie memberikan karikatur Jusuf Kalla sekaligus memberikan gelar “Bapak Perdamaian Indonesia”. Karena JK mampu mendampaikan konfik yang terjadi di Aceh.

KH Thalhah Hasan juga sangat semangat ketika memberikan sambutan dihadapan JK. Sebagai warga NU, Jusuf Kalla di anggab sosok yang sukses. Bisa dua kali menjadi wakil presiden pada dua periode yang berbeda, yaitu Masa SBY dan Jokowi. JK itu sukses dalam berbisnis, politik, dan juga sebagai orang NU yang mendirikan lembaga pendidikan di Makasar. Bagaimana tidak, Jusuf Kalla itu orang NU yang bisa menjadi panutan bagi warga NU yang sangat demokratis, toleran, dan moderat.

Pada tanggal 25 November 2015, Jusuf Kalla kembali lagi ke Malang untuk menutup ICIS (International Conference of Scholars)4th. Sebagaimana yang banyak dikemukakan oleh ulama-ulama dunia yang datang dalam ICIS 4th. Mereka ulama-ulama dunia, menyerukan perdamaikan dunia dan menentang Radikalisme dan terorisme. Karena sesungguhnya, terorisme itu bukan ajaran Rosulullah SAW, tetapi menghancurkan peradapan Islam.

 Bahkan secara khusus, Syekh Dr. Taufik putra Syekh Said Ramadhan Al-Buthi dari Syiria datang memberikan ceramadi Masjid Agung Jamik dan juga menjadi nara sumber di acara ICIS 4th, beliau berkata “kalau jihad bukan di Syiria, tetapi di Palestina”. Pernyataan beliau lebih bisa dipercaya dari pada provokator dari luar Syiria yang mengajak Jihad, tetapi menghancukan peradapan dunia, merusak masjid, dan membunuh sesama muslim dengan alasan Jihad.

Secara khusus,Habib Lutfie selaku pemipin Tariqoh Al-Mu’tabarah Al-Nadhiyah mengatakan “Jihad sekarang bukan dengan pedang dan perang, tetapi dengan Intelektual. Jihad sekarang hanyak memperbanyak janda dan anak Yatim”. Beliau mengajak bersykur kepada Allah SWT, agar suapaya usai acara ini bisa membuktikan rasa syukur itu kepada Allah SWT. Bukan hanya memutar tasbih.

Secara khusus,  di dalam penutupan, Jusuf Kalla mengingatkan agar “Tebarkan Islam Rahmatan Lil Alamin” , selaigus ciri khas dari organisasi Nahdatul Ulama’. Dengan bahasa lain, Islam Nusantara itu menjadi sangat tepat untuk ditawarkan ke dunia Barat dan Arab. Sosok Ir. Fuad Abdul Wahab ketua PCINU Arab Saudi sering bilang dengan nada Guyonan “Islam diturunkan untuk bangsa Arab (Makkah), tetapi yang mengamalkan adalah orang Indonesia”.

Rosulullah SAW melarang saling bermusuhan, melarang saling membenci, saling tidak menyapa, juga melarang saling mengintai. Rosulullah SAW berkata “jadilah kalian semua hamba yang saling bersaudara”. Rupanya, bangsa Arab yang bahasanya sama, agamanya juga sama, nabinya sama, kiblatnya juga sama, dan juga Al-Qurannya juga sama. Tetapi, cara memahaminya berbeda, bahkan mereka lebih suka meng-kafirkan sesama muslim yang bersahadat bahw tidak ada tuhan selain Allah SWT dan Nabi Muhammad itu utusan Allah SWT. seolah-olah mereka lupa dengan perintah Nabi-nya, padahal mereka itu orang Arab.

Rosulullah SAW mengajarkan kepada pengikutnya agar selalu “saling menyapa:tebarkan salam”. Ternyata, bangsa Arab sekarang justru menebarkan kerusakan dan saling menghancurkan dan tidak mau saling menyapa. Lagi-lahi alasan yang dikemukan “sesat” dan ahli neraka. Ini bukan membahayakan, tetapi sangat bertentangan dengan nilai-nilai Al-Quran yang mengajarkan saling menyangi “rohmah”.

 Rosulullah SAW mengajarkan agar saling ber-silaturahmi:Silatul Arham sesama agama dan keyakinan. Ternyata, bangsa Arab justru labih suka memutuskan tali silaturhami. Lagi-lagi alasan yang dikemukakan “sesat” dan bidah”. Ini sangat menjijikkan. Dengan alasan itulah, mereka ahirnya menghalalkan darah sesama manusia.

Yang lebih menjijikkan lagi, bangsa Arab tidak menerima pengungsi dari rakyat Syuriah yang sedang ketakutan oleh gerakan ISIS dan gerkan garis keras. Mestinya, mereka mengungsi di daratan Arab Saudi, Qatar, Kuwait.  Tetapi, Negara super kaya itu menolak, dengan alasan ke-amanan. Yang lebih menyedihkan, Rakyat Syuriah yang menderita akibat kekejaman pasukan ISIS dan pemberontak mengungsi di Jerman dan Negeri Eropa yang nota bene bukan Islam. KH Hasyim Muzadi dalam pembukaan ICIS 4th berkata “ada Negara islam tetapi tidak islam, da nada Negara tidak islam tetapi aturanya ada yang islami”.

Rosulullah SAW mengajarkan agar saling berbagi (dermawan), ternyata banga Arab sangat pelit. Ketika rakyat Yaman, Palestina, Syuriah menderita akibat peperangan. Bangsa Arab yang kaya raya, tidak mau memberikan “tempat pengugsian” kepada mereka yang menderita. Padahal, mereka berasal dari suku, bahasa dan bangsa yang sama. Ini sangat mengelikan, dan kurang pantas mengaku “pengikut Rosulullah SAW”. Indonesia saja, Negara yang tidak begitu kaya, mau menerima pengungsi Rohingya Burma .Rakyat Aceh begitu senang menyambut saudaranya yang terhina dan terusir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun