Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Wirathu, biksu Buddha Myanmar pembenci muslim Rohingya

Wirathu, biksu Buddha Myanmar pembenci muslim Rohingya Wirathu biksu radikal Myanmar. ©blouinnews.com

Merdeka.com - Ribuan warga muslim Rohingya dalam beberapa pekan terakhir terpaksa diselamatkan nelayan Aceh ketika mereka terapung-apung di lautan dalam kondisi mengenaskan. Badan mereka kurus-kurus dan kelaparan.

Para imigran asal Myanmar itu terpaksa meninggalkan rumah mereka karena konflik sektarian di negerinya. Mayoritas umat Buddha di Myanmar membenci warga muslim Rohingya. Konflik yang sudah berlangsung sejak 2012 itu sudah menewaskan ribuan muslim Rohingya, termasuk kaum wanita dan anak-anak.

Kebencian warga Buddha itu bersumber dari gerakan antimuslim dikenal dengan nama 969.

Selebaran, stiker, DVD, dan Internet digunakan untuk menyebarkan kebencian terhadap minoritas muslim di negara itu, seperti dilansir surat kabar The Sydney Morning Herald, Senin (15/4/2013). Stiker 969 makin banyak ditempel di jendela-jendela toko, taksi, dan rumah-rumah di dua kota besar, yakni Yangon dan Mandalay.

Gerakan 969 ini dipimpin oleh biksu-biksu radikal. Salah satunya adalah Wiseitta Biwuntha, sering disapa Yang Mulia Ashin Wirathu. Biksu yang divonis seperempat abad penjara ini karena menyulut kerusuhan antimuslim dibebaskan tahun lalu bersama ratusan tahanan politik setelah mendapat amnesti.

Wiratu mengklaim dirinya sebagai Bin Ladin asal Burma ini menyebut muslim sebagai musuh. Dia juga menuding muslim Myanmar sumber kejahatan. "Tugas saya adalah menyebarkan misi ini," ujarnya. "Saya hanya bekerja bagi orang-orang percaya terhadap ajaran Buddha."

"Gerakan anti muslim terus tumbuh dan pemerintah tidak menghentikannya," kata Myo Win, seorang guru muslim. Dia juga menyebut 969 sama dengan kelompok ekstrem Ku Klux Klan di Amerika Serikat.

Logo 969 kini paling dikenal di Myanmar. Logo itu berbentuk lingkaran cakra dengan empat singa Asia di bagian tengahnya menggambarkan keturunan Budha Ashoka. Sticker berlogo 969 ini kerap dibagikan gratis saat ceramah-ceramah. Sticker ini juga ditempel di berbagai tempat dan benda-benda seperti pintu toko, pintu rumah, taksi, kios cinderamata.

Umat Buddha dan segala yang mendukung 969 beralasan Wirathu hanya bermaksud melindungi dan menyebarkan agama negara, Budhha. Wirathu mulai menyebarkan gerakan 969 pada 2001 ketika Taliban menghancurkan patung Budhha di Bamiyan, Afganistan. Dua tahun kemudian Wirathu ditangkap dan divonis penjara 25 tahun karena menyebarkan pamflet anti muslim yang memicu kerusuhan hingga menewaskan sepuluh muslim.

Pada 2011 dia dibebaskan ketika ada amnesti bagi para tahanan politik. Sejak tahun lalu gerakan 969 makin meluas di Myanmar dengan tujuan memboikot muslim di seluruh negeri.

Gerakan 969 merupakan tandingan dari angka 786 yang menjadi simbol umat muslim Myanmar. Angka 786 sering terlihat di rumah-rumah dan toko-toko umat muslim. Angka itu menjadi simbol berkah bagi umat Islam. Angka 786 itu diartikan "Bismillahirrahmanirrahim" atau "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyanyang". Di Myanmar yang selalu mengagumi angka keramat semacam itu, umat Buddha menilai jumlah angka 786 itu berarti rencana dominasi muslim di abad ke-21.

Sebagian kalangan Buddha meyakini arti kebenaran angka itu. Tradisi dan keyakinan muslim di sana melarang mereka mengunjungi restoran Buddha. Umat muslim juga mendominasi sektor usaha kecil dan menengah (UKM).

Wirathu mengatakan dia ingin gerakan biksu radikal 969 dipimpinnya bisa melindungi warga Buddha Myanmar dari minoritas muslim.

Wirathu juga menginginkan berakhirnya dominasi muslim pada perekonomian Myanmar.

"Mereka memperkosa perempuan Buddha dan menggunakan kekayaannya memikat kaum hawa dalam pernikahan lalu memenjarakan di rumah. Sekarang bermain di partai politik. Jika seperti ini terus Myanmar akan menjadi Afghanistan kedua," ujar Wirathu.

Atas sepak terjangnya menghabisi warga muslim Rohingya, majalah TIME pada 2013 lalu menampilkan sosok Wirathu sebagai sampul depan. Ketika itu TIME menulis judul 'Inilah wajah terorisme Buddha' lantaran dapat merusak kepercayaan yang dibangun antar agama di Myanmar dan merusak gambaran umat Buddha, yang menjadi agama mayoritas di Myanmar selama ribuan tahun.

Pemerintah Myanmar kemudian melarang peredaran majalah TIME edisi itu.

Januari lalu Wirathu melontarkan hinaan pada Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa Yanghee Lee. Pejabat ini ditugaskan ke Myanmar menyelidiki dugaan pelanggaran hak asasi saat pecah kerusuhan di Provinsi Arakan terhadap etnis minoritas Rohingya pada 2012.

Wirathu menilai Yanghee sekelas 'pelacur' dan 'bukan dari keluarga baik-baik', lantaran berusaha mengobok-obok urusan dalam negerinya.

"Anda boleh merasa orang penting karena jabatan (dari PBB), tapi bagi warga Myanmar, anda hanyalah pelacur," ujarnya ketika berorasi pada unjuk rasa umat Buddha Jumat pekan lalu di Kota Yangon

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Ritual Pabbajja Samanera di Candi Borobudur, Latihan Umat Buddha Tinggalkan Keduniawian
Mengenal Ritual Pabbajja Samanera di Candi Borobudur, Latihan Umat Buddha Tinggalkan Keduniawian

Dalam ritual ini, mereka wajib melepaskan pakaian umat awam, dan kemudian menggantinya dengan jubah.

Baca Selengkapnya
Pengungsi Rohingya Banyak Anak-Anak, Ulama Desak Pemda Aceh Beri Tempat Layak
Pengungsi Rohingya Banyak Anak-Anak, Ulama Desak Pemda Aceh Beri Tempat Layak

MPU Aceh menyebut isu berkaitan etnis Rohingya yang beredar di media sosial belum tentu benar.

Baca Selengkapnya
Mengenal Batu Wongwongan, Jadi Bukti Peninggalan Hindu di Lebak
Mengenal Batu Wongwongan, Jadi Bukti Peninggalan Hindu di Lebak

Situs ini jadi salah satu bukti peninggalan era Hindu di Lebak yang masih tersisa.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Momen Menlu Retno Buka Puasa di Masjid Korea, Terkejut Muazin dan Imamnya Orang Indonesia
Momen Menlu Retno Buka Puasa di Masjid Korea, Terkejut Muazin dan Imamnya Orang Indonesia

Buka puasa itu terasa akrab lantaran Retno bisa bertemu dengan para WNI.

Baca Selengkapnya
Tiga Warga Rohingya Jadi Tersangka Penyelundupan Manusia di Aceh Timur
Tiga Warga Rohingya Jadi Tersangka Penyelundupan Manusia di Aceh Timur

Tiga orang etnis Rohingya ditetapkan sebagai tersangka penyelundupan manusia karena membawa puluhan pengungsi Rohingya dan WN Bangladesh berlabuh di Aceh Timur.

Baca Selengkapnya
Potret Toleransi, Warga Lintas Agama di Lumajang Guyub Bikin Patung Ogoh-Ogoh Jelang Nyepi
Potret Toleransi, Warga Lintas Agama di Lumajang Guyub Bikin Patung Ogoh-Ogoh Jelang Nyepi

Warga Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mulai membuat patung raksasa untuk tradisi pawai ogoh-ogoh persiapan perayaan Hari Raya Nyep

Baca Selengkapnya
3 Warga Bangladesh Jadi Tersangka Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Begini Modusnya
3 Warga Bangladesh Jadi Tersangka Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Begini Modusnya

Polres Langsa, Aceh menetapkan tiga warga Bangladesh sebagai tersangka dalam kasus penyelundupan pengungsi Rohingya.

Baca Selengkapnya
Menguak Misteri Situs Balekambang di Batang, Kolam Pemandian Diduga Peninggalan Abad ke-7 Masehi
Menguak Misteri Situs Balekambang di Batang, Kolam Pemandian Diduga Peninggalan Abad ke-7 Masehi

Situs itu diduga menjadi jalur masuk atau pintu gerbang penyebaran agama Hindu di Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
13 Warga Rohingya Kini 'Terdampar' di Jalanan Pekanbaru, Mengaku Ada yang Bawa Tapi Tak Tahu Siapa
13 Warga Rohingya Kini 'Terdampar' di Jalanan Pekanbaru, Mengaku Ada yang Bawa Tapi Tak Tahu Siapa

Mereka berangkat dari Bangladesh dan tiba di Pekanbaru Rabu (13/12) malam.

Baca Selengkapnya