VP Consumer and Retail Lending BNI, Indomora Harahap mengatakan, KPR subsidi ini bisa didapatkan oleh 2 kategori pekerja. Pertama, pekerja formal bergaji hingga Rp 4 juta/bulan yang mau membeli rumah tapak. Kedua, pekerja formal bergaji hingga Rp 7 juta/bulan yang mau membeli rumah susun (rusun).
Indomora menjelaskan, di tahun ini, BNI berencana menyalurkan KPR FLPP dengan nilai mencapai Rp 217 miliar.
BNI, lanjut dia, bukan hanya tahun ini saja menyalurkan KPR Subsdi atau KPR FLPP. Sejak 2010, perusahaan juga sudah berkontribusi dalam melakukan pencairan KPR subsidi ini.
Tingkat pengembalian pinjaman oleh penerima kredit pun cukup tinggi, mencapai 99,5%. Artinya rasio kredit macet pada KPR subsidi di BNI tergolong rendah, hanya 0,5%.
"KPR FLPP BNI sudah ikut bantu program pemerintah sejak 2010. Kita kontribusi Rp 146 miliar selama 5 tahun. Kolektabilitasnya 99,5%," jelas dia.
Adapun hunian yang dapat diajukan untuk menerima fasilitas KPR FLPP ini adalah, hunian yang dibangun oleh pengembang yang telah bekerjasama dengan BNI.
"Sepanjang rumah tersebut berada di area developer yang telah berkerjasama dengan BNI, maka bisa langsung ajukan permohonannya," kata dia.
Untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas tentang pengembang mana saja yang bekerjasama dengan BNI, dan di mana saja lokasi huniannya, masyarakat bisa menanyakan langsung ke petugas di masing-masing kantor cabang BNI terdekat.
"Bisa langsung ke petugas di kantor cabang kami," pungkas Indomora.
(dna/dnl)