Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dibalik Jubah dan Jidat Hitam Freddy Budiman

23 Juli 2016   21:39 Diperbarui: 23 Juli 2016   21:48 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dalam kitab “Al-Taudih Li Syarhi Al-Jami Al-Shohih”, diterangkan bahwa Rosulullah SAW berkata “ Allah SWT mengharamkan api neraka memakan Atsar (bekas) sujud dari sebagian anak Anak”. Labet (Atsar) sujud itu terletak pada jidat, hidung, dua telapak tangan, ujung jari-jari dua kaki, dua lutut. Anggota tubuh di atas selalu menempel pada sajadah atau tempat bersujud ketika sedang sholat, baik wajib maupun sunnah.  

Secara khusus, Allah SWT berfirman yang artinya “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud” (QS al Fath (48:29).

Jika dilihat dari keterangan hadis dan ayat suci Al-Qura yang menerangkan seputar atsar sujud, bukan berarti harus jidatnya hitam. Sebab, jika di artikan jidat hitam, berarti anggota tubuh yang ikut bersujud juga akan terlihat hitam karena setiap sholat selalu menempel pada sajadah atau tempat sujud. Hidung, mestinya juga ikut hitam, karena hidung termasuk salah satu kulit yang paling halus ketika bersujud. Begitu juga dengan anggota yang lainnya.

Akan salah, jika mengira bahwa dahi (jidat) hitam sebagai bertanda orang yang banyak bersujud, atau dimaksudkan sebagai orang yang “tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud’, sebagaimana keterangan QS Al-Fath (48:29). Mengutip hadis yang diriwayatkan oleh Imam Thabari dengan sanad yang hasan dari Ibnu Abbas bahwa yang dimaksudkan dengan ‘tanda mereka…” adalah perilaku yang baik. Diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang kuat dari Mujahid bahwa yang dimaksudkan adalah kekhusyuan. Juga diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang hasan dari Qatadah, beliau berkata, “ciri mereka adalah shalat” (Tafsir Mukhtashar Shahih hlm 546).

Sebeuh keterangan sederhana, dari Salim Abu Nadhr. Suatu ketika datang seseorang menemui Ibnu Umar. Setelah orang tersebut mengucapkan salam, Ibnu Umar bertanya kepadanya, “Siapakah anda?”. “Aku adalah anak asuhmu”, jawab orang tersebut. Ibnu Umar melihat ada bekas sujud yang berwarna hitam di antara kedua matanya. Beliau berkata kepadanya, “Bekas apa yang ada di antara kedua matamu? Sungguh aku telah lama bershahabat dengan Rasulullah, Abu Bakr, Umar dan Utsman. Apakah kau lihat ada bekas tersebut pada dahiku?” (HR.Baihaqi).

Masih membincangkan hadis seputar jidat hitam. Dari Humaid bin Abdirrahman, aku berada di dekat as Saib bin Yazid ketika seorang yang bernama az Zubair bin Suhail bin Abdirrahman bin Auf datang. Melihat kedatangannya, Al-Saib berkata, “Sungguh dia telah merusak wajahnya. Demi Allah bekas di dahi itu bukanlah bekas sujud. Demi Allah aku telah shalat dengan menggunakan wajahku ini selama sekian waktu lamanya namun sujud tidaklah memberi bekas sedikitpun pada wajahku” (HR.Baihaqi).

Terlepas dari ada penilaian bahwa hadis di atas dhaif, tetapi hadis tersebut tidak pernah dibantah, bahkan ada juga yang menilai bahwa hadis tersebut layak. Syekh Utsaimin menyatakan, bahwa jidat hitam itu bisa jadi karena karakter kulit seseorang itu tidak baik, sehingga gampang terlihat hitam ketika digunakan sering bersujud. Tetapi, tidak sampai ngapal (hitam banget).

Mestinya, jidat hitam karena banyak bersujud dan munajat kepada Allah SWT, berarti telah melahirkan kesalehan sosial dan pribadi.Wajahnya memancarkan cahaya, sedapa dipandangi, dan setuap ucapan yang keluar dari lisan begitu menyejukkan hati. Suka berbagi kepada fakir dan miskin, baik dalam kondisi sulit maupun lapang, tidak gampang marah, serta memiliki sifat pemaaf. Itulah ciri-ciri orang yang bertaqwa.

Unik dan menarik, ketika melihat seseorang baru melaksanakan sholat, kemudian jidatnya hitam gelap, jenggotnya juga panjang. Dan yang lebih menarik lagi, bajunya selalu panjang (jubbah putih), dilengkapi dengan peci putih. Lisannya sering mengucapkan kalimah-kalimah toyyibah. Ngaji, dan rajin sholat menjadi ciri khas seorang Freddy Budiman. Busana, peci, dan jidat serta jenggotnya mencerminkan orang yang bertaqwa. Inilah yang melekat pada sosok “Freddy Budiman”. Tersiar berita, bahwa Freddy Budiman memeluk Islam, dan menjadi muallaf.

Yang bisa melihat, bahwa Fredy Budiman benar-benar orang yang bertaqwa adalah Allah SWT. Namun demikian, kegiatan Fredy Budiman akan dieksekusi mati, walaupun penampilannya mencerminkan orang suci yang rajing ngaji kitab suci.

Bukan tanpa alasan, Jaksa Agung menolak peninjauan kembali (PK) yang diajukan oleh Freddy Budiman. Sejak 2009, sudah aktif melakukan aktifitas mengedarkan Narkoba. Setiap tahun, Freddy selalu menorehkan catatan hitam sebagai pengedar dan gembong Narkotika di Negara Indonesa. Tetapi, selalu saja bisa lepas dan bernafas lega. Secara rutian, mulai 2009-2016 tetap aktif sebagai pengedar dan Bandar Narkotika. Pada tahun 2016, Freddy Budiman terlibat pengiriman 33 kg sabu-sabu dari Tiongkok, padahal jidat sudah hitam, dan jenggotnya sudah panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun