kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bikin drone murah dan bisnis jasa pemetaan (1)


Senin, 25 April 2016 / 14:19 WIB
Bikin drone murah dan bisnis jasa pemetaan (1)


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Rizki Caturini

Berawal dari kebutuhan untuk melakukan riset seputar ekologi sosial di Kalimantan Barat, Irendra Radjawali yang berprofesi sebagai seorang peneliti, harus mencari banyak informasi tentang objek penelitiannya tersebut. Namun, kendala mengakses lokasi membuatnya harus memeras otak untuk memecahkan masalah tersebut.

Citra satelit, menurutnya, masih kurang akurat dan efisien, sementara dia butuh data spasial untuk mendapatkan informasi yang akurat. Proyek inilah yang juga membuat Radja, panggilan akrabnya yang bekerja dan menetap di Jerman sebagai peneliti harus kembali ke Indonesia dan tinggal di Pontianak sejak beberapa tahun silam.

Lantas, menggunakan drone atau pesawat tanpa awak menjadi pilihannya. Lewat temannya yang menjalankan bisnis drone, Radja ingin dibuatkan drone yang sesuai kebutuhannya. Namun ternyata harganya sangat mahal, sehingga pilihan tersebut tidak mungkin direalisasikan.

Alhasil, Radja pun mencoba untuk membuat sendiri drone yang dia butuhkan dengan harapan bisa mendapatkan drone yang lebih murah di tahun 2012. Dari situ, cikal bakal bisnis jasa konsultan perencanaan wilayah dan desain lewat drone berkembang. Radja dan timnya bisa memproduksi drone dengan harga berkisar Rp 6 juta per unit.

Di bawah bendera MATA Langit Nusantara, Radja dan tim peneliti menawarkan berbagai jasa seperti pemetaan wilayah, perencanaan terpadu pemanfaatan lahan hingga rencana tata ruang wilayah dengan dukungan drone yang dikontrol dengan standar prosedur ilmiah sejak tahun 2015. "Usaha yang kami jalankan juga tidak hanya menggunakan drone untuk melihat area, tetapi sampai mengambil data serta menganalisanya dari segi ekologi, geografi, dan tata letak jelas dan tergambar jelas,” kata pria kelahiran Malang, 8 September 1974 ini.  

Drone yang dia ciptakan bersama tim mampu menjangkau 500 hektare (ha) daerah dengan waktu 40 menit hingga 60 menit. Kini sudah terhitung puluhan drone yang dibuat Radja dan tim, baik berbentuk pesawat maupun helikopter.

Saat ini, pengguna jasanya sebagian besar berasal dari lembaga nirlaba (LSM), aliansi masyarakat, Pemerintah Daerah, perusahaan swasta seperti Hutama Karya, dan masih banyak lagi. Hingga kini sudah sekitar 15 proyek yang telah dia kerjakan. Biaya jasa tergantung dari penggunaan sensor optik, luas wilayah, serta kamera yang digunakan dan juga data yang dibutuhkan.

Sebagai gambaran, jasa per hektare sekitar Rp 70.000 hingga Rp 100.000. “Mitra akan mendapat data dengan gambar kontur tiga dimensi, peta, pekerjaan mitigasi bencana, dan analisisnya,” sebut lulusan Teknik Sipil ITB, Bandung ini. Dari situ, dia bisa mengantongi omzet hingga miliaran dari semua proyek yang digarap.

Beberapa drone juga telah berhasil digunakan untuk sejumlah proyek sosial. Seperti drone model helikopter pada awalnya diujicobakan di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. Pemerintah daerah setempat membutuhkan perekaman gambar dari udara untuk mempromosikan pariwisata alam.   

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×