Abu Abdirrahman menceritakan:
“Ada seorang dari bani Nahad yang sangat tua dan lemah. Ia dijuluki Abu Munazil, dia mempunyai seorang anak yang bernama Munazil. Si Munazil pun telah memiliki banyak anak yang masih kecil-kecil, jika dia memperoleh sesuatu, langsung dia berikan kepada anak-anaknya. Dia juga yang mengambilkan uang subsidi ayahnya yang tua.
Ketika terdengar berita bahwa subsidi akan dibagikan. Munazil segera berangkat bersama ayahnya, dia mendudukkan ayahnya di ruang tunggu. Tatkala nama ayahnya dipanggil dia berkata, “Serahkan uang subsidi itu kepadaku.” Lalu ayahnya bangkit dan berkata, “Berikan uang subsidi itu kepadaku.” Akhirnya uang itu diserahkan kepada ayahnya. Setelah itu ayahnya lah yang membawa uang tersebut. Kemudian sang ayah pulang dengan dituntun oleh si Munazil. Tak lama kemudian Munazil mengatakan, “Biarlah aku saja yang membawa uang subsidi itu.” Akan tetapi ayahnya menolak. Dan ketika mereka melewati jalanan yang sepi, Munazil melepas tangan ayahnya, lalu mengambil uang subsidi tersebut dan pergi begitu saja.
Ayahnya pulang sendirian dengan tangan kosong, tidak membawa apa pun, sesampainya di rumah, ia ditanya isteri dan anaknya Munazil, “Apa yang terjadi?” Ia menjawab, “Munazil telah mengambil seluruh uang subsidiku.” Kemudian dia mengatakan:
Semoga hubunganku dengan Munazil membalasnya,
Dengan balasan seperti penagih hutang.
Aku telah mendidiknya hingga beranak dewasa
Bak pembuat tombak yang mencapai puncak
Dia menzhalami hartaku dan melipat tanganku
Semoga Allah yang perkasa juga melipatnya
Akhirnya tangan si Munazil pun benar-benar menjadi terlipat. [1]
Foot Note:
[1] Kitab Mujab ad-Dakwah hal.104-105, karya Ibnu Abi ad-Dunya, serta kitab al-Ishabah, karya Ibnu Hajar
Sumber: Kisah Orang Zhalim, Hamid Ahmad ath-Thahir, Penerbit Darussunnah
Artikel: www.kisahislam.net
Facebook Fans Page: Kisah Teladan & Sejarah Islam
Silahkan di Share, Copas, Dan Lain-Lain, Dengan Tetap Mencantumkan Sumbernya.
=