Trump Dukung Yerusalem Jadi Ibu Kota Israel, Macron Prihatin

Trump Dukung Yerusalem Jadi Ibu Kota Israel, Macron Prihatin

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 05 Des 2017 13:21 WIB
Emmanuel Macron (Foto: Getty Images)
Paris - Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan menyampaikan keprihatinan soal kemungkinan penunjukan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Presiden Prancis telah menyampaikan keprihatinannya atas kemungkinan Amerika Serikat secara sepihak menunjuk Yerusalem sebagai ibu kota negara Israel," demikian statemen istana kepresiden Elysee seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (5/12/2017).

Diimbuhkan bahwa keputusan tersebut harus dicapai dalam kerangka negosiasi antara Israel dan Palestina, yang khususnya ditujukan untuk pembentukan dua negara, Israel dan Palestina yang hidup berdampingan dalam perdamaian dan keamanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut disampaikan Elysee usai percakapan telepon antara Macron dan Trump guna membahas isu pengakuan AS soal Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Gerakan Islamis Palestina, Hamas yang menguasai wilayah Gaza, telah menyerukan adanya perlawanan, jika Washington mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel ataupun memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke kota suci itu.

Presiden AS Donald Trump akan segera memutuskan mengenai pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem. Pejabat-pejabat AS mengatakan, langkah tersebut kemungkinan tidak akan diambil saat ini, namun Trump kemungkinan bakal menyampaikan pidato pekan ini mengenai pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Status Yerusalem selama ini merupakan isu kunci dalam konflik Israel-Palestina. Baik Israel maupun Palestina sama-sama mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota negara mereka nantinya.

Seperti diketahui, Israel menduduki wilayah Yerusalem timur dan Tepi Barat dalam perang tahun 1967. Israel kemudian menganeksasi wilayah Yerusalem timur dalam langkah yang tak pernah diakui komunitas internasional. Palestina tetap memandang wilayah tersebut sebagai ibu kota negara independen mereka di masa mendatang.

Sebelumnya, pemerintah Palestina telah mengingatkan bahwa pengakuan AS soal Yerusalem sebagai ibu kota Israel akan menghancurkan proses perdamaian. Palestina juga mengingatkan bahwa langkah tersebut akan memupuk kefanatikan dan kekerasan.

(ita/ita)