BNN 'Kuliti' Kapal Sunrise Glory untuk Cari Sisa 2 Ton Sabu

DHF | CNN Indonesia
Selasa, 20 Feb 2018 18:10 WIB
BNN mengamankan 1,03 ton sabu dari kapal ikan Sunrise Glory. Jumlah sabu tak sesuai dengan laporan intelijen China dan Thailand yang menyebut ada 3 ton sabu.
BNN mengamankan 1,3 ton sabu dari kapal ikan Sunrise Glory. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Narkotika Nasional (BNN) akan membongkar kapal ikan Sunrise Glory karena jumlah sabu yang ditemukan tak sesuai laporan intelijen China dan Thailand.

BNN sebelumnya mengamankan 1,03 ton sabu yang dibawa Sunrise Glory di perairan Batam dari Malaysia. Penangkapan dilakukan BNN bekerja sama dengan TNI AL dan Bea Cukai, pekan lalu (7/2).

Kepala BNN Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso mengatakan jumlah temuan narkotik itu tidak sesuai dengan informasi yang dia dapat. Akhir tahun lalu pihaknya mendapat laporan kapal tersebut membawa 3 ton sabu. Sehingga diduga masih ada sekitar 2 ton di dalam kapal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemungkinan masih ada di badan kapal. Maka kapal ini akan dibelah-belah," katanya pada jumpa pers di Kantor BNN di Jakarta, Selasa (20/2).


BNN telah mengerahkan anjing pelacak untuk mengendus seluruh bagian kapal. Setelah itu, BNN akan menyobek bagian kapal yang dicurigai sebagai tempat menyimpan sabu-sabu.

ADVERTISEMENT

Selain laporan intelijen China dan Thailand, kecurigaan Budi disebabkan oleh begitu rapinya tipu muslihat kapal yang semula bernama Shun De Man 66.

"Propertinya lengkap, ada pancingan segala macam, tapi anehnya masa kapal ikan tidak bau ikan sama sekali," kata Budi.


Kapal Sunrise Glory diamankan saat melintasi perairan Batam dari Malaysia menuju Indonesia. Empat anak buah kapal berwarga negara Taiwan diamankan tim gabungan dalam penyergapan itu.

Budi menduga barang haram itu berasal dari Myammar. "Kami dapat info juga, dengan kemasan berbeda, barang ini diproduksi di Myanmar," kata dia.

Myanmar, ucap pria yang akrab disapa Buwas itu, biasanya tidak memproduksi sabu atau jenis narkotika lainnya.

Biasanya Myanmar hanya mengekspor daun dan getah bahan baku narkoba ke China. Jaringan di China yang mengolahnya menjadi sabu.

"Kalau benar Myanmar produksi, ini jadi kewaspadaan kita bersama karena Indonesia jadi pangsa yang besar," tuturnya. (gil/gil)
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER